Kamis, 13 September 2012

Biography Nabi Muhammad SAW : 4. Menjelang Wahyu Turun


Mekah memang tampak tenang. Penduduk bekerja seperti biasa, dan sesekali -terutama bila menghadapi kesulitan– datang ke Ka’bah untuk menyembah atau menyerahkan sesaji pada patung-patung. Ada 300-an patung di sana. Hubal adalah patung terbesar berbentuk laki-laki. Konon, patung itu terbuat dari batu akik.
Di perkampungan di luar Mekah, tiga berhala sangat didewakan. Mereka dinamai Latt, Uzza dan Manat. Ketiganya adalah patung berwujud perempuan. Penyembahan berhala itu bukan saja tidak masuk akal, namun juga tak membuat perilaku masyarakat mengarah pada kebaikan.
Diam-diam penolakan terhadap berhala mulai terjadi. Hal tersebut nyata ketika semua warga berkumpul di Nakhla menghormati Uzza. Beberapa orang menyelinap pergi. Mereka adalah Waraqah bin Naufal, Zaid bin Amr, Usman bin Huwairith serta Ubaidullah bin Jahsy. Mereka berupaya mencari kebenaran yang dapat memuaskan dahaga rohani dan pikirannya.
Waraqah kemudian menjadi pemeluk teguh agama Nasrani. Demikian pula Ustman yang pergi ke Romawi. Suatu saat, ia kembali ke Mekah dan berusaha menaklukkan wilayah tersebut sehingga ia diangkat menjadi Gubernur Romawi di situ. Namun ia dibunuh warga Arab. Ubaidullah sempat masuk Islam dan ikut hijrah ke Mesir, namun ia memutuskan tinggal di sana dan berganti agama menjadi Kristen. Istrinya, Ummu Habiba, tetap memeluk Islam dan dinikahi Rasulullah saw. setelah Khadijah wafat.
Nabi Muhammad saw. telah berinteraksi dengan para pemeluk Nasrani dan Yahudi yang juga mengesakan Sang Pencipta. Secara diam-diam beliau menggugat masyarakatnya yang menyembah berhala. Maka, Nabi Muhammad saw. pun sering mengasingkan diri ke Gua Hira –sebuah gua yang kecil dan sempit namun berpemandangan indah di puncak bukit batu, 6 km di Utara Mekah. Sepanjang bulan Ramadhan, setiap tahun, Nabi Muhammad saw. selalu berada di sana sendirian dengan hanya membawa bekal. Hati dan pikirannya bergolak mencari kebenaran, sampai terjadilah peristiwa itu.
Saat itu Nabi Muhammad saw. berusia 40 tahun. Pada malam yang diyakini sebagai tanggal 17 Ramadhan, 610 Masehi, Malaikat Jibril mendatangi beliau di Gua Hira saat beliau sedang khusuk bermunajat. Malaikat Jibril mendesak beliau. “Bacalah,” katanya. “Aku tak bisa membaca,” kata Nabi Muhammad saw. “Bacalah,” seru malaikat Jibril lagi dengan tangan seraya merangkul Nabi Muhammad saw. dengan erat. “Apa yang akan kubaca?” tanya Nabi Muhammad saw. pula.
Selanjutnya, Malaikat Jibril menuntun beliau untuk membaca ayat-ayat yang kemudian menjadi wahyu pertama bagi Nabi Muhammad saw. “Bacalah! Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan manusia apa yang belum diketahuinya.” (QS. al-Alaq: 1-5)
Nabi Muhammad saw. gemetar. Ia segera berlari menuruni gunung, pulang menjumpai Khadijah. Khadijah pun membimbing Nabi Muhammad saw., menyelimutinya di pembaringan, serta membesarkan hati suaminya dengan kata-kata.
“Wahai putra pamanku, bergembiralah dan tabahkan hatimu. Demi Dia pemegang kendali hidup Khadijah, aku berharap engkau akan menjadi Nabi atas umat ini. Allah sama sekali tak akan memperolokmu, sebab engkau yang mempererat tali kekeluargaan, jujur dalam kata-kata, kau yang mau memikul beban orang lain, menghormati tamu dan menolong mereka yang dalam kesulitan atas jalan yang benar.”
Malam itu, Nabi Muhammad saw. telah ditunjuk sebagai Rasul -detik-detik yang memungkinkan kebenaran tersebar ke seluruh jagad hingga sekarang. Juga yang membuat para pelaku keonaran dan kemaksiatan terus memusuhi Nabi Muhammad saw.

sumber :abdulkarimkhiaratullah.com

Artikel Terkait Lainnya :



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India