Minggu, 30 September 2012

Jalan Terang Untuk Bayar Hutang




Seorang pria bernama Mukhlis tengah mendekam di Lapas Sukamiskin, Bandung. Bisnis yang begitu menggiurkan sesaat membuatnya terjerembab hutang hingga lebih dari Rp 2 milyar. Ia tak sanggup bayar dan perusahaan kreditur pun memperkarakannya hingga ia dipenjara.
Hari itu adalah Ahad, sudah dua pekan lebih Mukhlis berada di dalam sel sempit di balik jeruji. Ia merasa sedih dan kesepian. Kebebasan yang biasa ia hirup sebelumnya kini hanya tinggal kenangan. Jangankan untuk bersenang-senang dengan rekan dan sahabat, untuk berkumpul dengan keluarga tercinta saja sudah tidak lagi bisa. Mukhlis merasa sedih, dan ia berjanji tidak ingin lagi hidup seperti ini. Berkali-kali dengan mulutnya ia gumamkan doa kepada Allah Sang Maha Penolong dari balik jeruji agar ia dapat menyelesaikan perkara dan segera bebas dari penjara dan kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga.

Dalam kesedihan yang Mukhlis alami, tiba-tiba seperti ijabah doa yang datang dari Allah Swt maka Mukhlis dapati ustadz Iman sedang berkeliling dari satu sel ke sel lainnya. Ustadz Iman adalah pembimbing rohani Islam para tahanan yang kerap memberikan pelajaran mental bagi setiap tahanan yang ada di Lapas Sukamiskin. Sepekan dua kali biasanya ustadz Iman datang ke lapas. Demi melihat datangnya ustadz Iman maka Mukhlis pun memanggil beliau dari balik jeruji.

Terjadilah obrolan antara Mukhlis dan ustadz Iman. Banyak nasehat yang disampaikan sang ustadz kepada Mukhlis, termasuk salah satu nasehatnya adalah agar Mukhlis rajin bersedekah. Ustadz Iman menyampaikan bahwa sedekah itu menjadi salah satu cara yang membuat datangnya pertolongan Allah Swt.

Mukhlis meresapi nasehat itu, maka sejurus kemudian ia bangkit untuk mengambil sesuatu. Ia buka tas dan dari dalam tas tersebut ia ambil uang sejumlah Rp 1 juta dan ia berikan kepada sang ustadz.

“Ustadz..., mohon salurkan uang ini sebagai sedekah saya. Terserah ustadz mau berikan kepada siapa... saya berharap dengan sedekah ini saya akan mendapat pertolongan Allah seperti yang ustadz sampaikan kepada saya!”

Sang Ustadz menerima sedekah Mukhlis. Beliau berjanji untuk menyalurkan sedekah tersebut selekas mungkin. Tak lupa sang Ustadz mendoakan Mukhlis agar segala masalah yang ia hadapi diberi kemudahan oleh Allah Swt.

Sejurus kemudian ustadz Iman pun berlalu meninggalkan Mukhlis.

Ustadz Iman kembali ke kampungnya. Sebelum beliau tiba di rumah beliau menyempatkan untuk mampir di sebuah warung kecil. Beliau membeli sesuatu di sana. Teringat akan titipan sedekah Mukhlis, maka ustadz Iman pun berbincang dengan pemilik warung.

“Bu, punten..., apakah di warung ini ada orang-orang miskin yang punya hutang dan belum bisa terlunaskan?!” tanya ustadz Iman kepada ibu pemilik warung.

“Ada ustadz....! ada beberapa orang susah yang punya hutang di warung saya.” jawab ibu pemilik warung.

“Berapa orang bu kira-kira jumlah mereka dan besaran hutangnya?!” kejar ustadz Iman lagi.

Maka ibu pemilik warung pun menceritakan bahwa ada sejumlah orang miskin yang berhutang di warungnya, dan itu membuat usahanya sulit berkembang sebab modal yang ia putar tertahan oleh hutang-hutang mereka.

Sang ibu pemilik warung menyebutkan sejumlah nama, namun setelah dihitung semua orang itu memiliki jumlah hutang Rp 1,8 juta. Sang ibu mengutarakan; biasanya mereka berhutang keperluan sehari-hari seperti sembako, namun rupanya mereka selalu tidak mampu membayar hutangnya sementara sang ibu tidak tega kalau mendengar mereka mengiba, maka ia pun memberikan izin kepada mereka untuk berhutang di warungnya.

Usai mendapat penjelasan dari ibu pemilik warung maka ustadz Iman menjelaskan bahwa ia memiliki titipan sedekah sebesar 1 juta rupiah. Beliau meminta kepada ibu pemilik warung untuk menghitung siapa saja kiranya yang bisa ditolong agar terbebas dari hutang.

Sang ibu pemilik warung amat senang mendengarnya. Maka ia memberikan data orang-orang susah yang kerap berhutang di warungnya. Setelah dihitung maka ada 7 nama di antara mereka yang bisa dilunaskan hutangnya dengan uang sedekah 1 juta rupiah tersebut.

Dengan baca basmalah ustadz Iman menyerahkan uang sedekah Mukhlis kepada ibu pemilik warung. Sang ibu berucap syukur dan ia mengangkatkan tangan seraya berdoa kepada Allah Swt atas anugerah-Nya yang telah menggerakan hati Mukhlis, orang yang tidak dikenalnya, untuk mau melunasi hutang-hutang orang susah yang ada di warungnya.

Ibu pemilik warung berjanji kepada ustadz Iman untuk memberitahukan kepada 7 nama tadi kabar gembira ini. Maka saat kesemua nama tadi mendapatkan kabar tersebut maka mereka pun bersyukur kepada Allah Swt dan mendoakan Mukhlis dengan penuh kesungguhan.

Ina, istri Mukhlis datang berkunjung ke lapas pada hari Kamis. Ada gurat kegembiraan pada wajahnya. Saat Mukhlis datang di ruang besuk, maka Ina bangkit dari duduknya dan ia tak kuasa menahan tangis. Mukhlis kaget melihat istri tercintanya menangis. Mukhlis menanyakan apa gerangan namun Ina tidak mampu menjawab apa-apa. Tubuhnya bergetar dan terlihat banyak air mata yang mengalir di pipinya. Ina mengeluarkan secarik surat berwarna putih dari tasnya. Surat itu ia serahkan kepada Mukhlis dan langsung surat itu dibaca.

Tidak banyak kata dan kalimat tertulis dalam surat itu. Namun demi membaca surat tersebut, maka Mukhlis pun tertunduk dan mulai meneteskan air mata haru.

“Allahu akbar.... Allahu Akbar.... Allahu Akbar....

Alhamdulillah ya Rabb.... sungguh Engkau Maha Penolong dan Maha Pemurah... Engkau tolong hamba-Mu yang lemah ini untuk keluar dari masalah” pekik Mukhlis dalam doa.

Dalam surat tertanggal hari Selasa dua hari yang lalu tertulis bahwa perusahaan tempat Mukhlis berhutang menyatakan bahwa hutangnya SEBESAR 1 MILYAR RUPIAH TELAH DIHAPUSKAN!

Mukhlis dan Ina saling berpegangan tangan. Mereka sungguh bahagia mendengar berita gembira ini. Berita ini sungguh membuat beban hutang Mukhlis bertambah ringan. Maka usai bertemu dan bertukar kabar, beberapa saat kemudian Ina pun berpamitan untuk pulang ke rumah.

Keesokannya adalah hari Jumat. Seluruh penghuni lapas bersiap untuk melaksanakan shalat Jum'at. Saat menanti datangnya waktu Jum'at tiba Mukhlis mengisinya dengan dzikir dan i'tikaf. Begitu adzan Zuhur dikumandangkan maka naiklah sang khatib yang tiada lain adalah ustadz Iman. Saat menyimak khutbah Jum'at yang disampaikan ustadz Iman maka air mata Mukhlis kembali menetes deras. Mukhlis mengingat perjumpaannya dengan ustadz Iman pada hari Ahad lalu dan ia teringat sedekah satu juta rupiah yang ia titipkan kepada beliau. Sungguh sedekah itu telah dibayar Allah Swt hanya dalam tempo 2 hari menjadi 1000 kali lipat.

Saat shalat Jum'at usai, maka Mukhlis mendatangi ustadz Iman. Ia menyampaikan ucapan terima kasih yang berulang-ulang atas bantuan ustadz Iman menyalurkan sedekahnya. Ustadz Iman pun kembali mengucapkan terima kasih. Beliau sampaikan bahwa pemilik warung dan 7 orang yang berhutang juga turut berterima kasih kepada Mukhlis dan mendoakan. Mendengarkan penuturan ustadz Iman kembali air mata haru mengalir deras di pipi Mukhlis.

Sambil terisak Mukhlis berkata kepada ustadz Iman, “Ustadz..., janji Allah Swt yang ustadz sebutkan bagi orang yang bersedekah sungguh kini telah saya rasakan. Sedekah saya kemarin dalam dua hari sungguh telah Allah bayarkan kepada saya sebesar 1000 kali lipat!”

Mukhlis pun merangkul erat tubuh ustadz Iman. Kedua manusia itu tak henti-hentinya berucap hamdalah dan bersyukur kepada Allah Swt. Ada kebahagiaan yang tiada terperi di hati kedua manusia itu. Keduanya menjadi saksi atas janji Allah, bahwa masalah yang dihadapi bisa mudah diatasi asalkan kita saling menolong terhadap sesama.

Keajaiban Sedekah : Haji Dengan Seratus Rupiah


Pergi Haji Modal ‘Seratus Rupiah’

Tahun 1991, ibadah haji, ONH-nya sekitar enam juta rupiah.

Bertambah lama seiring dengan perubahan nilai tukar rupiah, ONH semakin misalnya tujuh juta, sembilan juta, dua belas juta, dua puluh satu juta, dua puluh lima juta rupiah,

Bagaimana kalau ada orang yang pergi haji dengan modal ‘seratus rupiah’ saja…?

Pada hari minggu pagi yang cerah, seperti biasanya saya pergi belanja di salah satu pasar. Suatu ketika saya belanja palawija pada seorang ibu setengah baya. Ada satu hal yang membuat saya terpana. Saya sangat tertarik melihat cara ibu tersebut melayani pembelinya.

Karena tertarik, maka setiap saya pergi ke pasar tersebut saya selalu memperhatikan lebih seksama lagi terhadap perilakunya. Beberapa kali saya perhatikan menjadikan saya lebih ‘penasaran’ untuk lebih mengikuti secara rutin kejadian demi kejadian yang ‘diperagakan’ oleh ibu tersebut.

Katakanlah ia bernama Ibu Asih. Apa yang dilakukannya setiap ia melayani pembelinya? Yang membuat saya kagum tiada habisnya ialah, setiap ia selesai menjual barang dagangannya, secara spontan mulutnya selalu bergumam lirih dengan ucapan “Alhamdulillah”

Apakah dagangannya laku sedikit atau laku banyak, selalu saja mulutnya bergumam alhamdulilaah sebagai ungkapan rasa syukurnya.

Yang lebih menarik lagi ialah setiap ada orang peminta-minta yang menengadahkan tangannya, tidak satupun yang tidak diberinya, demikian pula tak satupun seorang pengamen yang lewat yang tidak diberinya.

Meskipun ia sedang sibuk melayani orang-orang yang sedang membeli barang dagangannya, selalu saja ia menyempatkan tangannya untuk memberi mereka. Diambilnya uang logam seratus rupiah, yang rupanya sudah disediakan untuk orang-orang tersebut. Sayangnya saya tidak pernah bertanya kepadanya kira-kira ada berapa puluh orang dalam satu hari ia memberi orang miskin dan para pengamen tersebut .

Ini sebuah kejadian yang nampaknya biasa-biasa saja. Tetapi memiliki nilai yang sangat tinggi dalam kehidupan sosial maupun dalam kehidupan religius. Ucapan syukur beserta penghayatan dan sekaligus pengamalannya telah diperagakan oleh ibu Asih. Meskipun dengan cara sederhana dan dengan nilai rupiah yang kecil.

Hal ini sangat berbeda sekali dengan kondisi sebuah toko yang lebih besar, yang letaknya tidak seberapa jauh dari ibu penjual palawija ini.

Di depan toko itu tertempel kertas putih bertuliskan kalimat yang cukup ‘sopan’ yaitu : ‘maaf ngamen gratis’

Sebuah retorika yang cukup sopan dan lembut, tetapi jika dilihat dari sudut pandang yang lebih arif, kita bisa menyimpulkan bahwa hati dan perasaan ibu Asih jauh lebih lembut dari pemilik toko tersebut.

Saya menaksir bahwa keuntungan yang diraih oleh pemilik toko tersebut nampaknya cukup besar setiap harinya. Tetapi ia tidak mau dan tidak rela ‘berbagi rasa’ dengan para pengamen dan para pengemis, walaupun hanya seratus rupiah saja.

Sungguh sangat berbeda dengan kondisi ibu Asih, yang dagangannya jauh lebih kecil dibanding toko tersebut, tetapi ia mempunyai hati yang lembut dan rasa welas asih kepada para pengamen dan para peminta-minta.

Setelah saya amati sekian lama, hasil dari perilaku ibu Asih tersebut sungguh luar biasa. Kami perhatikan barang dagangannya bertambah lama semakin bertambah besar. Dan klimaksnya, beberapa waktu yang lalu ia dapat pergi menunaikan ibadah Haji bersama suaminya.

Dan saya pun merenung. Allah telah mengganti nilai seratus rupiah yang diperuntukkan bagi orang-orang miskin itu. Sekarang tumbuh menjadi dua buah ONH bu Asih dan suaminya. Sungguh luar biasa!

Satu lagi yang dapat saya simpulkan, bahwa ucapan alhamdulillaah di bibir ibu Asih mempunyai timbangan setara dengan lima puluh juta rupiah. Subhaanallah…

Apa janji Allah Swt ?

QS. Ibrahim : 7

“Barangsiapa yang mensyukuri nikmatKu, pasti akan Aku tambah, dan barang siapa yang lalai dan kufur terhadap nikmatKu, maka tunggulah siksaKu amatlah pedihnya ”

Melihat contoh sederhana dalam kehidupan semacam ini, sebagai orang yang beriman tentu hati kita menjadi tergerak untuk menirunya. Meniru kelemah lembutan hatinya. Meniru kepeduliannya. Meniru rasa percaya dirinya akan balasan dari Allah Swt. Dan meniru bagaimana cara mengungkapkan rasa syukurnya.

Yah, kadang-kadang manusia memang harus banyak belajar dari manusia lainnya. Bahkan dari semua peristiwa yang telah terjadi. Karena semua peristiwa yang telah terjadi di dunia ini adalah contoh berharga yang harus kita pelajari, kita baca, dan kita renungkan. Semua itu merupakan ilmu Allah yang sangat mahal nilainya.

Dengan ‘modal’ seratus rupiah, bu Asih berangkat Haji bersama suami…!

QS. Al Baqarah: 152

Maka ingatlah kepadaKu, supaya Aku juga ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah menjadi orang yang tidak tahu berterima kasih.


Danau Menakjubkan di dalam Gua

Danau Macan Che

Danau bawah tanah Macan Che yang terletak di semenanjung Yucatan yang diyakini sebagai anugerah dari dewa suku Maya di Meksiko dan dikenal sebagai danau terlarang.

Danau Luray Caverns
http://roghuzshy.files.wordpress.com/2009/03/danau-bawah-gua-5.jpg
Sungai bawah tanah yg terletak di Luray Caverns, Virginia. Efek pantulan air nya di langit2 gua mirip dengan pantulan emas.


Danau Gua Banff

Danau bawah tanah ini yg terletak di Banff, Kanada. Perlu waktu berapa lama tuh air terjun mini buat menuhin volume danau, sebuah karya cipta alam yang sangat menarik.

Danau Gua Mellisani

Danau bawah tanah yg terletak di Gua Mellisani, Kefalonia, ditemukan karena reruntuhan yg menutupi gua hancur akibat gempa bumi tahun 1953.

Danau Cheddar Gorge
http://www.traveleden.com/images/upload/256_Caves-at-Cheddar-Gorge.jpg
Cheddar Gorge, Sungai bawah tanah yg terletak di salah satu jurang terbesar di Inggris bernama Cheddar Gorge. Terdapat di sebuah gua yg jg bernama Cheddar dmn disini ditemukan tengkorak manusia tertua di Inggris thn 1903 diperkirakan berumur 9000 tahun.

Danau Hamilton
http://roghuzshy.files.wordpress.com/2009/03/danau-bawah-gua-2.jpg
Danau bawah tanah ini dijadikan kolam renang alami yg terletak di Austin, Texas bernama Hamilton.

Danau Gua Lechuguilla

Gua Lechuguilla di Taman Nasional Carlsbad Caverns, New Meksiko merupakan gua terpanjang kelima yg ditemukan. Panjang 193 km dan kedalaman 489 m, terdalam di Amerika Serikat.

Obat Tradisional Untuk Darah Tinggi

Obat Tradisional Untuk Darah Tinggi


Untuk mencegah dan menurunkan penyakit tekanan darah tinggi, biasanya dilakukan dengan cara minum obat-obatan yang banyak dijual dipasaran. Padahal, ada resep tradisional yang bisa dikonsumsi oleh penderita. Selain murah meriah, resep tradisional ini dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar kita.
Berikut beberapa resep obat tradisional untuk darah tinggi dari Madura untuk menurunkan dan mencegah tekanan darah tinggi serta menjaga agar tetap stabil.
1. Meminum Air perasan buah belimbing. Untuk mencegah tekanan darah tinggi dan agar selalu dalam kondisi yang normal, penderita tekanan darah tinggi dapat meminum air parutan buah belimbing setiap dua hari sekali.
Caranya, buah belimbing yang cukup besar dan sudah setengah matang, diparut halus, kemudian diperas airnya sebanyak satu gelas. Minumlah setiap pagi hari selama satu bulan. Setelah satu bulan, minum air perasan belimbing dua hari sekali.
Selama Anda rajin meminumnya, diharapkan tensi anda akan tetap normal. Tetapi yang harus diingat, jangan sekali-kali mencampurkan air perasan belimbing dengan gula pasir atau sirup karena akan menimbulkan efek sebaliknya.
Bagi penderita tekanan darah terlalu tinggi, pada bulan pertama, minum air perasan belimbing dari dua buah belimbing yang cukup besar. Setelah satu bulan, minum air perasan belimbing dua hari sekali.
2. Meminum sari air seledri. Agar tensi tetap stabil dan tidak menderita tekanan darah tinggi, bisa juga digunakan sari air seledri.
Caranya, tumbuk segenggam daun seledri sampai halus, kemudian disaring dan peras dengan menggunakan sehelai kain halus. Buat air perasan seledri sebanyak satu gelas. Diamkan selama satu jam, baru diminum dengan sedikit ampas yang terdapat dalam gelas. Jika bisa, usahakan minum air perasan seledri satu gelas pagi dan sore. Lakukan hal tersebut tiap hari.
3. Meminum air perasan mengkudu. Buah Mengkudu, Noni atau Pace, di samping berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit, buah ini juga sangat berkhasiat untuk mencegah tekanan darah tinggi.
Caranya, ambillah tiga buah mengkudu, diparut halus dan kemudian diperas dengan saringan sehelai kain. Buat menjadi satu gelas. Minumlah satu gelas sari mengkudu pada pagi dan sore hari.
4. Memakan tiga siung bawang putih. Bawang putih, disamping digunakan untuk rempah-rempah dan bumbu dapur, ternyata juga berkhasiat untuk mencegah tekanan darah tinggi. Dalam Resep Tradisional Madura, mengkonsumsi bawang putih ternyata dapat menstabilkan tekanan darah.
Caranya, ambillah tiga siung bawang putih, lalu makan mentah-mentah tanpa direbus atau dimasak. Lakukan hal ini setiap hari pada pagi dan sore hari, sekali makan cukup tiga siung bawang putih. Pilihlah bawang putih yang kulitnya coklat kehitaman, karena mutunya jauh lebih baik. Bagi mereka yang tidak bisa memakan mentah, bisa juga merebus dulu bawang putih tersebut. Namun, jumlahnya delapan siung tiap kali makan.
Keempat resep diatas adalah merupakan resep tradisonal, yang dipercaya sangat berkhasiat untuk mencegah, maupun menurunkan tekanan darah tinggi. Aneka resep tradisional ini berkembang di kalangan masyarakat di pulau Jawa dan Madura.
Bagi penderita tekanan darah tinggi, tak ada salahnya mencoba resep warisan nenek moyang ini. Tapi jangan lupa disertai berpantang makanan yang dapat menimbulkan tekanan darah tinggi, seperti daging kambing, buah durian, minuman mengandung alkohol, dan garam. Apabila ini dilakukan dengan baik, Insya Allah tekanan darah tinggi Anda akan normal kembali.

Tujuan Perkawinan Dalam Islam




Menikah sangat dianjurkan dalam islam, dan ia merupakan ibadah yang sangat mulia. Di antara tujuan perkawinan dalam islam adalah:
1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
Di tulisan terdahulu kami sebutkan bahwa perkawinan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah (melalui jenjang perkawinan), bukan dengan cara yang amat kotor menjijikan seperti cara-cara orang sekarang ini dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.
2. Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
Sasaran utama dari disyari’atkannya perkawinan dalam Islam di antaranya ialah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang telah menurunkan dan menina-bobokan martabat manusia yang luhur. Islam memandang perkawinan dan pembentukan keluarga sebagai sarana efefktif untuk memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari kekacauan.Rasulullah saw. bersabda,
“Artinya: Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian yang mampu untuk nikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa dapat membentengi dirinya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).
3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Islam membenarkan adanya Thalaq (perceraian), jika suami istri sudah tidak sanggup lagi menegakkan batas-batas Allah, sebagaimana firman Allah dalam ayat berikut,
“Artinya: Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zhalim”. (QS. Al-Baqarah, 229).
Yakni keduanya sudah tidak sanggup melaksanakan syari’at Allah. Dan dibenarkan rujuk (kembali nikah lagi) bila keduanya sanggup menegakkan batas-batas Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat al-Baqarah lanjutan ayat di atas,
“Artinya: Kemudian jika si suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dikawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagikeduanya (bekas suami yang pertama dan istri) untuk kawin kembali, jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hokum hukum Allah, diterangkannya kepada kaum yang (mau) mengetahui “. (Al-Baqarah, 230).
Jadi tujuan perkawinan dalam islam yang luhur adalah agar suami istri melaksanakan syari’at Islam dalam rumah tangganya. Hukum ditegakkannya rumah tangga berdasarkan syari’at Islam adalah WAJIB. Oleh karena itu setiap muslim dan muslimah yang ingin membina rumah tangga yang Islami, maka ajaran Islam telah memberikan beberapa kriteria tentang calon pasangan yang ideal: Harus Kafa’ah dan Shalihah.
A. Kafa’ah Menurut Konsep Islam
Pengaruh materialisme telah banyak menimpa orang tua. Tidak sedikit zaman sekarang ini orang tua yang memiliki pemikiran, bahwa di dalam mencari calon jodoh putra-putrinya, selalu mempertimbangkan keseimbangan kedudukan, status sosial dan keturunan saja. Sementara pertimbangan agama kurang mendapat perhatian. Masalah Kufu’ (sederajat, sepadan) hanya diukur lewat materi saja.
Menurut Islam, Kafa’ah atau kesamaan, kesepadanan atau sederajat dalam perkawinan, dipandang sangat penting karena dengan adanya kesamaan antara kedua suami istri itu, maka usaha untuk mendirikan dan membina rumah tangga yang Islami inysa Allah akan terwujud. Tetapi kafa’ah menurut Islam diukur dengan kualitas iman dan taqwa serta ahlaq seseorang, bukan status sosial, keturunan dan lain-lainnya. Allah memandang sama derajat seseorang baik itu orang Arab maupun non Arab, miskin atau kaya. Tidak ada perbedaan dari keduanya melainkan derajat taqwanya sebagaimana firman Allah swt.,
“Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang-orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujuraat, 13).
Dan mereka tetap sekufu’ dan tidak ada halangan bagi mereka untuk menikah satu sama lainnya. Sabda Rasulullah saw., “Artinya: Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya, sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan celaka”. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari 6:123, Muslim 4:175).
b. Memilih Yang Shalihah
Orang yang mau nikah harus memilih wanita yang shalihah dan wanita harus memilih laki-laki yang shalih. Menurut Al-Qur’an wanita yang shalihah ialah,
“Artinya: Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri bila suami tidak ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka)”. (QS. An-Nisaa, 34). Menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits yang Shahih di antara ciri-ciri wanita yang shalihah ialah, “Ta’at kepada Allah, Ta’at kepada Rasul, Memakai jilbab yang menutup seluruh auratnya dan tidak untuk pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah (QS. Al-Ahzab, 32), Tidak berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan mahram, Ta’at kepada kedua Orang Tua dalam kebaikan, Ta’at kepada suami dan baik kepada tetangganya dan lain sebagainya”.
Bila kriteria ini dipenuhi Insya Allah rumah tangga yang Islami akan terwujud. Sebagai tambahan, Rasulullah saw. menganjurkan untuk memilih wanita yang peranak dan penyayang agar dapat melahirkan generasi penerus umat.
4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
Tujuan perkawinan dalam islam selanjutnya adalah, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadat dan amal-amal shalih yang lain, sampai-sampai menyetubuhi istri-pun termasuk ibadah (sedekah).
Rasulullah saw. bersabda: “Artinya: Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah. Mendengar sabda Rasulullah para shahabat keheranan dan bertanya, “Wahai Rasulullah, seorang suami yang memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya akan mendapat pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian jika mereka (para suami) bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah mereka berdosa? Jawab para shahabat, “Ya, benar”. Beliau bersabda lagi, “Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal), mereka akan memperoleh pahala.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim 3:82, Ahmad 5:1167-168 dan Nasa’i dengan sanad yang Shahih).
5. Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih
Tujuan perkawinan dalam islam di antaranya ialah untuk melestarikan dan mengembangkan bani Adam, Allah swt. berfirman,
“Artinya: Allah telah menjadikan dari diri-diri kamu itu pasangan suami istri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah.” (QS. An-Nahl, 72).
Dan yang terpenting lagi dalam perkawinan bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak yang shalih dan bertaqwa kepada Allah.
Tentunya keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan pendidikan Islam yang benar. Kita sebutkan demikian karena banyak “Lembaga Pendidikan Islam”, tetapi isi dan caranya tidak Islami. Sehingga banyak kita lihat anak-anak kaum muslimin tidak memiliki ahlaq Islami, diakibatkan karena pendidikan yang salah. Oleh karena itu suami istri bertanggung jawab mendidik, mengajar, dan mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang benar.
Tentang tujuan perkawinan dalam Islam, Islam juga memandang bahwa pembentukan keluarga itu sebagai salah satu jalan untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang lebih besar yang meliputi berbagai aspek kemasyarakatan berdasarkan Islam yang akan mempunyai pengaruh besar dan mendasar terhadap kaum muslimin dan eksistensi umat Islam.

Sabtu, 29 September 2012

Anda Bertanya Mukjizat Nabi Muhammad Saw ?




‎"Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Al An'aam[6]:37)

Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah kemampuan luar biasa yang dianugerahkan Allah SWT kepadanya untuk membuktikan kenabiannya. [1] Kendati demikian, di dalam Islam, mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an.

Di antara mukjizat-mukjizat itu; Nabi Muhammad SAW diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi’raj dalam kurun waktu tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki nabi Muhammad SAW adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketuhanan. Hal ini tidak sebanding dengan dirinya yang ummi atau buta huruf. Walau begitu, umat Islam meyakini bahwa setiap hal dalam kehidupan Muhammad adalah mukjizat. Hal itu terbukti dari banyaknya kumpulan hadits yang diceritakan para sahabat mengenai berbagai mukjizat Nabi Muhammad SAW.

Kita sering menemui masih ada umat muslim, apalagi kaum kufar yang tak percaya pada mukjizat Rasulullah SAW – yang dengan seizin ALLAh – dapat:

  • Mengerti bahasa binatang seperti Nabi Sulaiman,
  • Memerintah bumi dan pohon seperti Nabi Musa,
  • Diberi mukjizat seperti Nabi Ibrahim,
  • Menghidupkan anak yang sudah meninggal,
  • Menyembuhkan orang buta,
  • Menyembuhkan orang lumpuh,
  • Menyembuhkan orang cacat sejak lahir,
  • Mengetahui isi hati orang.
  • Memberi makan beribu orang dengan sepotong makanan,
  • Memberi minum beribu orang dengan sedikit air,
  • Mengeluarkan air ditengah padang gurun,
  • Mengeluarkan air dari sela jari untuk wudhu ribuan orang,
  • Menyembuhkan putri raja yang cacat tanpa tangan dan kaki.
  • Membelah bulan menjadi 2 bagian
  • Mengetahui apa yang telah terjadi,
  • Mengetahui apa yang sedang terjadi,
  • Mengetahui apa yang akan terjadi,
  • Melihat sesuatu di belakang punggungnya seolah-olah seperti melihatnya dari depan.
  • Musuh bergetar sehingga tak mampu membunuh,
  • Bumi “menelan” orang yang hendak membunuh beliau,
  • Musuh tak dapat melihat beliau,
  • Tidak dapat dibunuh musuh.
  • Pasukan berkuda para sahabat dapat menyebrangi laut dengan berkuda saat mengejar musuh yang melarikan diri dengan menggunakan kapal,
  • Dan masih banyak mukjizat-mukjizat lainnya.

Pertanyaan dan perdebatan tentang mukjizat Nabi Muhammad SAW sebetulnya muncul karena banyak sekali di antara kita yang belum – atau sama sekali tidak – pernah membaca hadist lengkap shahih Bukhari dan Muslim, atau Shahih Ahmad yang menuliskan kisah-kisah lengkap tentang ini (bukan sekedar ringkasan hadist), seperti di antaranya:

SEBELUM MASA KENABIAN

Tradisi Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan masa sebelum kenabian, Muhammad sudah diliputi banyak mukjizat. Muhammad dilahirkan pada tanggal 22 April 570 di kalangan keluarga bangsawan Arab, Bani Hasyim. Ibnu Hisyam, dalam Sirah Nabawiyah menuliskan Muhammad memperoleh namanya dari mimpi ibunya, [2] Aminah binti Wahab ketika mengandungnya. Aminah memperoleh mimpi bahwa ia akan melahirkan “pemimpin umat”. Mimpi itu juga yang konon menyuruhnya mengucapkan, “Aku meletakkan dirinya dalam lindungan Yang Maha Esa dari segala kejahatan dan dengki.” Kisah Aminah dan Abdul Muthalib juga menunjukkan bahwa sejak kecil Muhammad adalah anak yang luar biasa. [3] Berikut ini adalah mukjizat yang terjadi pada saat kelahiran dan masa kecil Muhammad:

  1. Aminah binti Wahab, ibu Muhammad pada saat mengandung Muhammad tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya.
  2. Saat melahirkan Muhammad, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.
  3. Muhammad dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
  4. Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.
  5. Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susuan Muhammad dapat menyusui kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering air susunya. [4] Pada awalnya Halimah dan suaminya menolak Muhammad karena yatim. Namun, karena alasan ia tidak ingin dicemooh Bani Sa’d, maka ia pun kemudian menerima Muhammad. Selama hidup dengan Halimah, Muhammad hidup nomaden bersama Bani Sa’d di gurun Arab kurang lebih empat tahun lamanya. [5]
  6. Abdul Muthalib, kakek Muhammad menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka’bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka’bah berbicara, [6] “Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini.” [7]
  7. Dikisahkan saat Muhammad berusia empat tahun, [8] ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berpakaian serba putih yang kemudian diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu terjadi tatkala Muhammad sedang bermain dengan anak-anak Bani Sa’d dari suku Badui. Setelah kejadian itu, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah. [9] Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran detai bahwa kedua orang itu, “membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju.” [10] Peristiwa yang sama terulang lagi 50 tahun kemudian saat Muhammad diisra’kan ke Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah. [11]
  8. Dikisahkan pula pada masa kecil Muhammad, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta ia merasa lelah dan tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta tersebut. [12]
  9. Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Muhammad saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Muhammad saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit punggungnya. [13]
  10. Mukjizat lain adalah Muhammad pernah memperpendek perjalanan. Kisah ini terjadi saat pulang dari Syiria. Muhammad diperintahkan Maisarah membawakan suratnya kepada Khadijah saat perjalanan masih 7 hari dari Mekkah. Namun, Muhammad sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. Dalam kitab as-Sab’iyyatun fi Mawadhil Bariyyat, Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail, dan mendung untuk membantu Muhammad. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Muhammad dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Muhammad. [14]

PADA MASA KENABIAN

  • Kharisma

  1. Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang sedang menghunus pedang kearah leher Muhammad. [15]
  2. Menjadikan tangan Abu Jahal kaku.
  3. Jin yang bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Muhammad, kemudian jin itu diganti namanya menjadi Abdullah bin Abhar.

  • Menghilang dari pandangan mata dan menidurkan musuh

  1. Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 Hijriah, atau Tahun Utusan. [16]
  2. Menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Muhammad ketika ia duduk di sekitar Ka’bah dengan Abu Bakar. [17]
  3. Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal di mana saat itu ia sedang shalat. [18]
  4. Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya hanya dengan taburan pasir.

  • Berinteraksi dengan Binatang, tumbuhan, alam dan benda mati

  1. Seekor srigala berbicara kepada Muhammad. [19]
  2. Berbicara dengan unta yang lari dari pemiliknya yang menyebabkan masyarakatnya meninggalkan shalat Isya’.
  3. Berbicara dengan unta pembawa hadiah raja Habib bin Malik untuk membuktikan bahwa hadiah tersebut bukan untuk Abu Jahal melainkan untuk Muhammad.
  4. Mengusap kantung susu seekor kambing untuk mengeluarkan susunya yang telah habis.
  5. Dua Sahabat Nabi SAW dibimbing oleh cahaya. [20]
  6. Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah. [21]
  7. Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika. [22]
  8. Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad. [23, 24, 25]
  9. Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad. [26]
  10. Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad. [27]
  11. Mendatangkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriah di Madinah yang saat itu mengalami kekeringan. [28]
  12. Berbicara dengan gunung untuk mengelurkan air bagi Uqa’il bin Abi Thalib yang kehausan.
  13. Berbicara dengan gilingan tepung Fatimah yang takut dijadikan batu-batu neraka.
  14. Merubah emas hadiah raja Habib bin Malik menjadi pasir di gunung Abi Qubaisy.
  15. Memerintahkan gilingan tepung untuk berputar dengan sendirinya. [29]
  16. Tubuh Muhammad memancarkan petir ketika akan di bunuh oleh Syaibah bin ’Utsman pada Perang Hunain.

  • Dengan Makanan dan minuman

  1. Makanan yang dimakan oleh Muhammad mengagungkan Nama Allah. [30]
  2. Sedikit makanan yang dapat dinikmati oleh 800 orang prajurit pada perang Khandaq. [31]
  3. Sedikit roti yang cukup untuk memberi makan orang banyak. [32]
  4. Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang. [33]
  5. Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat. [34]
  6. Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang Badui Arab tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari. [35]
  7. Menjadikan minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad. [36]
  8. Air memancar dari sela-sela jari. [37] Kemudian air itu untuk berwudhu 300 orang sahabat hanya dengan semangkuk air. [38, 39]
  9. Susu dan air kencing unta – atas ijin Allah – dapat menyembuhkan penyakit. [40]

  • Mendo’akan dan menyembuhkan

  1. Menyembuhkan betis Ibnu al-Hakam yang terputus pada Perang Badar, kemudian Muhammad meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa meresakan sakit sedikit pun.
  2. Qatadah terluka pada Perang Uhud, sehingga jatuh dari kelopaknya, kemudian oleh Muhammad mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.
  3. Mendo’akan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok sewaktu perang.
  4. Mendo’akan Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak. [41]
  5. Menyembuhkan daya ingat Abu Hurayrah yang pelupa. [42]
  6. Menyembuhkan penyakit mata Ali bin Abi Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam perang Khaibar. [43]
  7. Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di Gua Tsur dari pengejaran penduduk Mekah.
  8. Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.
  9. Menyambung tangan orang Badui yang tangannya putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri setelah menampar Muhammad.
  10. Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian do’a tersebut dikabulkan. [45]
  11. Mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang faqih dalam agama Islam. [46]

  • Hal ghaib dan ru’yah

  1. Mengetahui siksa kubur dua orang dalam makam yang dilewatinya karena dua orang tersebut selalu shalat dalam keadaan kotor karena kencingnya selalu mengenai pakaian shalat. [46]
  2. Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya. [47]
  3. Meramalkan seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan di sekitarnya ada banyak anjing yang menggonggong dan orang tewas. Hal itu terbukti pada Aisyah pada saat Perang Jamal di wilayah Hawwab yang mengalami kejadian yang diramalkan Muhammad. [48]
  4. Meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Muhammad. [49]
  5. Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi “bapak para khalifah” yang terbukti pada keturunah Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja kekhalifahan Abbasiyah selama 500 tahun. [50]
  6. Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan. [51]

  • Mukjizat terbesar

  1. Membelah bulan untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah. [52, 53]
  2. Isra ke Masjidil Aqsa dari Masjidil Haram lalu Mi’raj ke Sidratul Muntaha dari Baitul Maqdis tidak sampai satu malam pada tanggal 27 Rajab tahun 11 Hijriah.
  3. Menerima Al-Qur’an sebagai Firman Tuhan terakhir dan menyerukannya kepada umat manusia, padahal ia seorang yang buta huruf.

Dan harap diketahui, daftar mukjizat di atas masih belum mencukupi bila dibandingkan dengan apa yang tertulis dalam kitab-kitab hadist lengkap yang jumlahnya mencapai 300 kisah mukjizat Rasulullah Muhammad SAW, baik yang serupa di atas maupun lainnya.

Namun perlu pula untuk difahami bahwa penulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengedepankan mukjizat beliau sebagai Rasul, akan tetapi lebih khusus kepada Al Qur’an, yakni Firman Allah SWT yang diturunkan kepada umat manusia melalui Muhammad SAW yang sesungguhnyaMERUPAKAN MUKJIZAT TERBESAR SEPANJANG MASA.

Semoga berguna.
Wassalam.



CATATAN KAKI

  1. Abu Zahra [1990].
  2. Ibnu Hisyam, Al-Sirah Al-Nabawiyyah, 1: 293. Makna dari nama Muhammad adalah “orang yang sering dipuji” atau “orang yang layak dipuji.”
  3. Ramadan [2007], halaman 34
  4. Kauma [2000], halaman 42
  5. Ramadan [2007], halaman 35
  6. Kauma [2000], halaman 43
  7. Kauma [2000], halaman 43
  8. Menurut pendapat mayoritas pakar sejarah, saat itu Muhammad berusia empat atau lima tahun. Namun, Ibnu Ishaq berpendapat bahwa usia Muhammad saat itu adalah tiga tahun.
  9. Ramadan [2007], halaman 42
  10. Ibnu Hisyam, Al-Sirah Al-Nabawiyyah, 1: 302.
  11. Ramadan [2007], halaman 43
  12. Ramadan [2007]. halaman 46
  13. Ibnu Hisyam, Al-Sirah Al-Nabawiyyah, 1: 319: Ibnu Hisyam dalam bukunya menuturkan bahwa “Stempel Kenabian” adalah tanda yang terdapat pada setiap nabi yang tertulis dalam kitab Pendeta Bahira.
  14. Kauma [2000], halaman 90-91
  15. Hadits Riwayat Imam Bukhari.
  16. Kauma [2000], halaman 23-25
  17. Ibid, halaman 185-187
  18. Ibid, halaman 28
  19. Hadits Sahih Bukhari, Juz-3 No. 517.
  20. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: "Dua orang sahabat Nabi SAW meninggalkan beliau di tengah malam yang gelap gulita. Keduanya lalu berjalan dengan ditemani dua cahaya yang menerangi jalan di depan mereka. Tatkala mereka berpisah di perempatan jalan, kedua cahaya itu pun ikut memisahkan diri dan menerangi jalan masing-masing sahabat hingga mereka sampai ke rumah.” (Sahih Bukhari, Juz-1 No. 454).
  21. Diriwayatkan oleh Ibn Umar: "Rasulullah SAW naik ke atas mimbar dan berkotbah. Sedang Rasulullah SAW berkotbah, beliau mendengar mimbar itu menangis seperti tangisan anak kecil sehingga mimbar itu seolah-olah akan pecah. Lalu Rasulullah SAW turun dari mimbar dan merangkul mimbar tersebut hingga tangisnya berkurang sampai mimbar itu diam sama sekali. Rasulullah SAW berkata, “Mimbar ini menangis mendengar ayat-ayat Allah dibacakan di atasnya.” (Sahih Bukhari, Juz-4 No. 783).
  22. Diriwayatkan oleh Jabir: "Sewaktu Bapakku meninggal, ia masih mempunyai utang yang banyak. Kemudian aku mendatangi Rasulullah ASW untuk melaporkan kepada Beliau mengenai utang bapakku. Aku berkata kepada Rasulullah: Ya Rasulullah, bapakku telah meninggalkan banyak hutang. Aku sendiri sudah tidak mempunyai apa-apa lagi kecuali yang keluar dari pohon kurma. Akan tetapi pohon kurma itu sudah dua tahun tidak berbuah. Hal ini sengaja aku sampaikan kepada Rasulullah agar orang yang memiliki piutang tersebut tidak berbuat buruk kepadaku. Kemudian Rasulullah mengajakku pergi ke kebun kurma. Sesampainya disana beliau mengitari pohon kurmaku yang dilanjutkan dengan berdo’a. Setelah itu beliau duduk seraya berkata kepadaku, “Ambillah buahnya.” Mendengar perintah Rasulullah saw tersebut, aku langsung memanjat pohon kurma untuk memetik buah yang tiba-tiba saja berbuah. Buah kurma itu kupetik sampai cukup jumlahnya untuk menutupi utang bapakku, bahkan sampai berlebih." (Hadits Sahih Bukhari, Juz-4 No. 780).
  23. Ratapan batang pohon kurma kepada Rasulullah SAW yang suara tangisannya sangat keras sehingga terdengar oleh orang-orang yang berada di masjid beliau. Itu terjadi setelah Rasulullah SAW meninggalkannya. Sebelumnya Rasulullah SAW selalu berkhutbah di atas batang tersebut yang dijadikan sebagai mimbar beliau. Namun ketika beliau telah dibuatkan mimbar khusus dan tidak naik lagi di atas batang kurma tersebut, maka batang tersebut meratap menangis karena rindu kepada Rasulullah SAW. Suara tangisnya seperti tangis unta yang hamil sepuluh bulan. Batang pohon kurma tersebut tidak berhenti menangis sampai Rasulullah SAW datang padanya dan meletakkan tangannya yang mulia di atasnya. Setelah itu barulah tangisnya berhenti.
  24. Dikisahkan oleh Jabir bin Abdullah, “Rasulullah SAW sering berdiri (atau duduk) dekat sebuah pohon kurma. Ketika sebuah tempat duduk disediakan baginya, kami mendengar pohon itu menangis bagaikan unta betina hamil sampai Rasulullah SAW jongkok dan memeluk pohon itu. (Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari vol.II No. 41).
  25. Dikisahkan oleh Ibnu Umar, “Sang nabi sering berkutbah sambil berdiri dekat batang pohon kurma. Ketika dia dibuatkan tempat duduk, dia lebih memilih duduk. Pohon kurma itu mulai menangis dan sang nabi menghampirinya, mengelusnya dengan tangannya (agar pohon itu berhenti menangis). (Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari vol. IV No. 783).
  26. Dikisahkan, orang Arab dusun mendekat kepada beliau, kemudian beliau bersabda kepada orang Arab Dusun tersebut, “Hai orang Arab dusun, engkau akan pergi ke mana?” Orang Arab dusun tersebut menjawab, “Pulang ke rumah.” Rasulullah SAW bersabda, “Apakah engkau ingin kebaikan?” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Kebaikan apa?” Rasulullah SAW bersabda, “Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Rasul-Nya.” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan?” Rasulullah SAW bersabda, “Pohon ini!" seraya menunjuk ke arah salah satu pohon di tepi lembah. Kemudian pohon tersebut berjalan hingga berdiri di depan beliau. Beliau meminta pohon tersebut bersaksi hingga tiga kali, dan pohon tersebut pun bersaksi seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW.
  27. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud katanya: "Ketika Nabi SAW memasuki Mekah terdapat sebanyak tiga ratus enam puluh buah berhala di sekitar Ka'bah. Lalu Nabi SAW meruntuhkannya dengan menggunakan tongkat yang berada di tangannya seraya bersabda: "Telah datang kebenaran dan musnahlah kebatilan, karena sesungguhnya kebatilan itu adalah sesuatu yang pasti musnah." (Maksudnya: Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan dimulai dan tidak akan terulang lagi). Ibnu Abu Umar menambahkan: "Peristiwa itu terjadi pada masa pembukaan Kota Mekah." (Sahih Bukhari, kitab Jihad).
  28. Diriwayatkan oleh Anas: "Pernah suatu masa di mana sangat lama di Madinah tidak turun hujan sehingga terjadilah kekeringan yang sangat parah. Pada suatu hari Jumat ketika Rasulullah SAW sedang berkotbah Jumat, berdirilah seorang Badui dan berkata: “Ya Rasulullah, telah rusak harta benda dan lapar segenap keluarga, doakanlah kepada Allah agar diturunkan hujan atas kita." Berkata Anas: "Mendengar permintaan orang badui tersebut, Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya ke langit (berdo’a). Sedang langit ketika itu bersih, tidak ada awan sedikitpun. Tiba-tiba berdatanganlah awan tebal sebesar-besar gunung. Sebelum Rasulullah SAW turun dari mimbarnya, hujan turun dengan sangat lebatnya, sehingga Rasulullah SAW sendiri kehujanan. Air mengalir melalui janggut Beliau. Hujan tidak berhenti sampai Jumat berikutnya, sehingga kota Madinah mengalami banjir besar dan rumah-rumah terendam air. Maka datang orang Badui berkata kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, sudah tenggelam rumah-rumah, karam segala harta benda. Berdo’alah kepada Allah agar hujan dihentikan di atas kota Madinah ini dan dialihkan ke tempat lain yang masih kering. Rasulullah SAW pun kemudian mengadahkan kedua tangannya ke langit sambil berdo’a: "Allahuma Hawaaliinaa Wa laa Alainaa." (Artinya: "Ya Allah turunkanlah hujan di tempat-tempat yang ada di sekitar kami, jangan atas kami"). Berkata Anas: "Di waktu berdo’a itu Rasulullah SAW menunjuk dengan telunjuk beliau ke awan-awan di langit seakan-akan beliau mengisyaratkan daerah-daerah mana yang harus didatangi. Sesaat setelah Rasulullah menunjuk demikian, maka berhentilah hujan diatas kota Madinah. (Sahih Bukhari, Juz-8 No. 115).
  29. Kisah dari Abu Hurayrah.
  30. Diriwayatkan oleh Abdullah: “Sesungguhnya kami mendengar makanan yang dimakan Rasulullah SAW mengagungkan nama Allah.” (Sahih Bukhari, Juz-5 No. 779.
  31. Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah katanya: "Semasa parit Khandak digali, aku melihat keadaan Rasulullah SAW dalam keadaan sangat lapar. Maka akupun segera kembali ke rumahku dan bertanya kepada isteriku, "Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk dimakan, karena aku melihat Rasulullah SAW sangat lapar." Isteriku mengeluarkan sebuah kantung yang berisi satu cupak gandum. Kami mempunyai seekor anak kambing dan beberapa ekor ayam. Lalu aku menyembelihnya saat isteriku menumbuk gandum. Kami sama-sama selesai, kemudian aku memotong-motong anak kambing itu dan memasukkannya ke dalam kuali. Ketika aku hendak pergi menemui Rasulullah SAW, isteriku berpesan: "Jangan engkau permalukan aku di hadapan Rasulullah SAW dan orang-orang yang bersamanya." Aku pun kemudian pergi menghampiri Rasulullah SAW dan berbisik kepada Baginda: "Wahai Rasulullah, kami telah menyembelih anak kambing dan isteriku telah menumbuk satu cupak gandum yang ada pada kami. Karena itu, kami mengundang baginda dan beberapa orang bersamamu untuk makan di rumah kami. Tiba-tiba saja Rasulullah SAW berseru: "Wahai warga Khandak! Jabir telah membuat makanan untuk kalian! Kalian semua dipersilahkan ke rumahnya." Rasulullah SAW kemudian bersabda kepadaku: "Jangan engkau turunkan kualimu dan jangan engkau buat roti adonanmu sebelum aku datang." Lalu aku pun bergegas pulang ke rumah bersama Rasulullah SAW mendahului yang lainnya. Aku menemui isteriku yang menyongsong dan berkata: "Ini semua adalah karena kamu!" Aku berkata bahawa telah melakukan semua pesanannya. Maka isteriku pun mengeluarkan adonan roti tersebut. Rasulullah SAW meludahinya dan mendoakan keberkatannya. Kemudian Baginda menuju ke kuali kami lalu meludahinya dan mendoakan keberkatannya pula. Setelah itu Baginda bersabda: "Sekarang panggillah para pembuat roti untuk membantumu dan ambillah bahannya dari kualimu, tapi jangan engkau turunkan." Ternyata kaum muslimin yang datang sampai sebanyak seribu orang. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua mendapat makanannya hingga kenyang dan pulang ke rumahnya masing-masing. Sementara itu kuali kami masih mendidih seperti sediakala. Demikian juga dengan adonan roti masih tetap seperti asalnya. Sebagaimana kata Ad-Dahhak: "Masih tetap seperti asalnya!" (Sahih Bukhari-Muslim, kitab Minuman).
  32. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA katanya: "Abu Talhah telah berkata kepada Ummu Sulaim: "Aku mendengar suara Rasulullah SAW begitu lemah. Tahulah aku baginda dalam keadaan lapar. Apakah engkau mempunyai sesuatu? Ummu Sulaim menjawab: Ya! Kemudiannya dia membuatkan beberapa kerat roti dari gandum dan setelah itu mengambil kain tudungnya dan membungkus roti itu dengan separuh kain tudung. Lalu disisipkannya di bawah bajuku, sedangkan yang separuh lagi diselendangkan kepadaku. Setelah itu dia menyuruhku pergi menemui Rasulullah SAW. Akupun berangkat membawa roti yang dibungkus kain tudung itu. Aku mendapati Rasulullah SAW sedang duduk di dalam masjid bersama orang banyak yang bearada di sisinya. Rasulullah SAW bertanya: "Abu Talhah mengutusmu? Aku menjawab: Ya, benar! Lalu Rasulullah SAW bertanya lagi: "Untuk makanan?" Aku menjawab: Ya! Rasulullah SAW pun bersabda kepada orang banyak yang ada bersamanya: "Bangunlah kamu sekalian!" Rasulullah SAW lalu berangkat diiringi para sahabat dan aku berjalan di antara mereka untuk segera memberitahu Abu Talhah. Maka Abu Talhah berkata: "Wahai Ummu Sulaim! Rasulullah SAW datang bersama orang banyak, padahal kita tidak mempunyai makanan yang mencukupi untuk mereka. Dia menjawab: "Allah dan RasulNya lebih tahu." Lalu Abu Talhah menjemput Rasulullah SAW dan beliau pun masuk bersamanya. Rasulullah SAW kemudian bersabda: "Bawa ke sini apa yang ada di sisimu wahai Ummu Sulaim!" Ummu Sulaim menyerahkan roti tersebut kepada baginda yang kemudian memeras bekas lemaknya untuk dijadikan lauk dimakan dengan roti. Kemudian Rasulullah SAW mendoakan makanan itu. Setelah itu baginda bersabda: "Izinkan sepuluh orang masuk!" Abu Talhah memanggil sepuluh orang Sahabat. Mereka makan sehingga kenyang kemudian keluar. Rasulullah SAW menyambung: "Biarkan sepuluh orang lagi masuk!" Sepuluh orang berikutnya pun masuk dan makan sehingga kenyang lalu keluar. Rasulullah SAW kemudian bersabda lagi: "Suruhlah sepuluh orang lagi masuk!" Demikian berlangsung terus-menerus sehingga semua orang makan hingga kenyang, padahal jumlah mereka adalah lebih kurang tujuh puluh atau delapan puluh orang. (Sahih Bukhari-Muslim, kitab Minuman).
  33. Diriwayatkan dari Abdul Rahman bin Abu Bakar katanya: "Kami yang berjumlah seratus tiga puluh orang sedang bersama Nabi SAW. Beliau bertanya: "Adakah salah seorang di antara kalian yang mempunyai makanan?" Didapati ada seorang yang mempunyai kurang lebih satu gantang gandum, lalu dijadikannya adonan roti. Kemudian datang seorang lelaki tinggi dan kusut rambutnya membawa kambing-kambing untuk dijual. Nabi SAW bertanya: "Apakah kambing-kambing ini untuk dijual atau dihadiahkan?" Lelaki itu menjawab: "Untuk dijual!" Maka dibelilah darinya seekor kambing. Setelah disembelih, Rasulullah SAW memerintahkan supaya diambil hatinya untuk dipanggang. Dia (Abdul Rahman bin Abu Bakar) berkata: "Demi Allah! Setiap satu dari seratus tiga puluh orang itu semuanya mendapat sepotong hati kambing dari Rasulullah SAW! Jika orang itu ada bersama beliau, maka Rasulullah SAW memberikannya. Jika sebaliknya, Rasulullah SAW menyimpan untuknya. Makanan itu dibagikan dalam dua talam. Kami makan dari kedua talam itu sehingga kenyang. Sisa yang masih ada pada kedua talam tersebut dibawa ke atas unta atau mungkin juga riwayatnya begitu. (Hadits Sahih Bukhari-Muslim, kitab Minuman).
  34. Diriwayatkan dari Abdul Rahman bin Abu Bakar katanya: "Mereka yang disebut Ashaab As-Suffah adalah orang-orang miskin. Suatu ketika Rasulullah SAW pernah bersabda: "Siapa mempunyai makanan untuk dua orang, hendaklah dia mengajak orang yang ketiga dan siapa mempunyai makanan untuk empat orang, hendaklah dia mengajak orang kelima, keenam, atau seperti diriwayatkan dalam Hadits lain: Abu Bakar RA datang dengan tiga orang. Nabi pergi dengan sepuluh orang dan Abu Bakar dengan tiga orang yaitu aku, ibu dan bapaku. Tetapi aku tidak yakin adakah dia berkata: "Isteriku dan khadamku berada di antara rumah kami dan rumah Abu Bakar." Abdul Rahman berkata lagi: "Abu Bakar makan malam bersama Nabi SAW dan terus berada di sana hingga waktu Isyak. Selesai shalat dia kembali lagi ke tempat Nabi SAW hingga Rasulullah SAW kelihatan mengantuk. Sesudah lewat malam, barulah dia pulang. Isterinya menyambutnya dengan pertanyaan: "Apa yang menghalangi dirimu untuk pulang menemui tamu-tamumu?" Abu Bakar berkata: "Bukankah engkau telah menjamu mereka makan malam?" Isterinya menjawab: "Mereka tidak mau makan sebelum engkau pulang, padahal anak-anak sudah mempersilakan, tetapi mereka tetap enggan. Akupun berundur untuk bersembunyi." Lalu terdengar Abu Bakar memanggil: "Hai dungu!" Diikuti dengan sumpah-serapah. Kemudian dia berkata kepada para tetamunya: "Silakan makan, barangkali makanan ini sudah tidak enak lagi!" Kemudian dia bersumpah: "Demi Allah, aku tidak akan makan makanan ini selamanya!" Abdul Rahman meneruskan ceritanya: "Demi Allah, kami tidak mengambil satupun kecuali makanan itu bertambah banyak, sehinggalah saat kami sudah merasa kenyang, makanan itu menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Abu Bakar memandanginya, dan ternyata makanan itu tetap seperti sediakala, bahkan berambah lebih banyak lagi. Dia berkata kepada isterinya: "Wahai saudara perempuanku, Bani Firas! Apakah ini?" Isterinya menjawab: "Tidak! Demi cahaya mataku, sekarang ini makanan tersebut bertambah tiga kali lipat lebih banyak daripada sebelumnya." Lalu Abu Bakar makan dan berkata: "Sumpahku tadi adalah dari syaitan." Dia makan satu suap, kemudian membawa makanan tersebut kepada Rasulullah SAW dan membiarkannya di sana hingga pagi hari. Pada waktu itu di antara kami (kaum muslimin) dengan suatu kaum akan dilangsungkan satu perjanjian. Ketika tiba waktunya, kamipun menjadikan dua belas orang sebagai ketua saksi, masing-masing mengepalai beberapa orang. Hanya Allah yang tahu berapa orang sebenarnya yang diutus bersama mereka. Yang pasti adalah bahwa Rasulullah SAW memerintah agar mereka semua dpanggil. Lalu semuanya makan dari makanan yang dibawa oleh Abu Bakar, atau sebagaimana yang diriwayatkan dalam riwayat lain. (Sahih Bukhari-Muslim, Kitab Minuman).
  35. Hadits Riwayat Muslim
  36. Kauma [2000], halaman 98 -102
  37. Diriwayatkan oleh ‘Abdullah: “Dalam pandangan kami mukjizat adalah anugerah Allah, tetapi dalam pandangan kalian mukjizat adalah peringatan. Suatu ketika kami menyertai Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan dan kami nyaris kehabisan air. Nabi SAW bersabda: “Bawalah kemari air yang tersisa!” Orang-orang membawa kantung yang berisi sedikit air. Nabi SAW memasukkan telapak tangannya kedalam kantung itu dan berkata, “Mendekatlah pada air yang diberkahi dan ini berkah dari Allah.” Aku melihat air memancar dari sela-sela jemari tangan Rasulullah SAW.” (Sahih Bukhari, Juz-5 No. 779).
  38. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: “Semangkuk air dibawa ke hadapan Nabi SAW di Al Zawra. Beliau memasukkan kedua telapak tangannya kedalam mangkok itu dan air memancar dari jari-jemarinya. Semua orang berwudhu dengan air itu. Qatadah bertanya kepada Anas, “Berapa orang yang hadir pada waktu itu?” Anas menjawab, “Tiga ratus orang atau mendekati tiga ratus orang.” (Sahih Bukhari, Juz-4 No. 772). Lihat juga: (Sahih Bukhari, Juz-4 No. 777) dan (Sahih Bukhari, Juz-1 No. 340)
  39. Hadits Riwayat Muslim No. 4224
  40. Diriwayatkan dari Anas bin Malik katanya: "Sesungguhnya beberapa orang dari daerah Urainah datang ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW. Mereka telah mengidap sakit perut yang agak serius. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada mereka: "Sekiranya kamu mau, keluarlah dan carilah unta sedekah, maka kamu minumlah susu dan air kencingnya." Lalu mereka meminumnya, dan ternyata mereka menjadi sehat. Kemudian mereka pergi kepada sekumpulan pengembala lalu mereka membunuh pengembala yang tidak berdosa itu dan mereka telah menjadi murtad (keluar dari Islam.) Mereka juga telah melarikan unta milik Rasulullah SAW, kemudian peristiwa itu diceritakan kepada Rasulullah SAW. Baginda memerintahkan kepada para sahabat agar menangkap mereka. Setelah tertangkap dan dihadapkan kepada baginda, maka Rasulullah SAW pun memotong tangan dan kaki serta mencungkil mata mereka. Kemudian baginda membiarkan mereka berada di al-Harrah (sebuah daerah di Madinah yang terkenal penuh dengan batu hitam) sehingga mereka meninggal dunia. (Sahih Bukhari-Muslim, kitab Qishas dan Diyat).
  41. Diriwayatkan dari Anas RA dari Ummu Sulaim katanya: "Wahai Rasulullah! Aku menjadikan Anas sebagai khadammu, tolonglah berdoa untuknya. Rasulullah SAW pun berdoa: "Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya dan berkatilah apa yang diberikan kepadanya." Berkata Anas: “Demi Allah, harta bendaku memang banyak. Begitu juga anak dan anak dari anakku memang banyak sekali dan sekarang sudah berjumlah lebih dari 100 orang. (Hadits Sahih Bukhari-Muslim, kitab Kelebihan Para Sahabat).
  42. Abu Hurairah mengeluh kepada Rasulullah SAW bahwa dia terlalu pelupa. Rasulullah SAW pun membentangkan kainnya di atas tanah, lalu memegang-megang kainnya dengan tangan beliau. Setelah itu Rasulullah memerintahkan kepada Abu Hurairah untuk memeluk kain itu. Sejak itu Abu hurairah tidak pernah lupa lagi, dan beliau terkenal paling banyak menghafal hadits. (Hadits Sahih Bukhari-Muslim).
  43. Pada peristiwa penaklukkan Khaibar Rasulullah SAW bersabda, “Esok hari aku akan memberikan bendera kepada seorang yang akan diberikan kemenangan oleh Allah SWT melalui tangannya, sedang ia mencintai Allah dan Rasulnya, dan Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya.” Maka semua orang pun melewatkan malam mereka sambil bertanya-tanya dalam hati kepada siapa gerangan di antara mereka akan diberikan bendera itu. Hingga memasuki pagi harinya masing-masing masih mengharapkan hal itu terjadi pada dirinya. Kemudian Rasulullah SAW bertanya: “Kemana Ali?” Ada yang mengatakan kepada beliau bahwa Ali sedang sakit kedua matanya. Lantas Rasulullah SAW meniup kedua mata Ali seraya berdoa untuk kesembuhannya hingga sembuhlah kedua mata Ali seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Lalu Rasulullah SAW memberikan bendera itu kepadanya. (Hadits Sahih Bukhari).
  44. Shahih Al-Bukhari dan Muslim.
  45. Shahih Al-Bukhari dan Muslim.
  46. Hadits Riwayat Bukhari
  47. Hadits Riwayat Bukhari
  48. Hadits diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas.
  49. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah.
  50. Hadits diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas.
  51. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ummatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. (Hadits Riwayat At-Tirmidzi).
  52. “Telah hampir saat (qiamat) dan telah terbelah bulan.” (Quran, 54:1). Berita tentang terbelahnya bulan pada jaman Nabi SAW banyak diriwayatkan oleh para sahabat, sehingga hadits tentang terbelahnya bulan adalah hadis Muthawatir. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Masud: “Pada masa hidup Nabi SAW, bulan terbelah dua dan melihat ini Nabi SAW bersabda: “Saksikanlah!” (Sahih Bukhari, Juz-4 No. 830). Diriwayatkan oleh Anas: “Ketika orang-orang Mekah meminta Rasulullah SAW untuk menunjukkan mukjizat, maka Nabi menunjukkan bulan yang terbelah.” (Sahih Bukhari, Juz-4 No. 831). Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: “Bulan terbelah menjadi dua pada masa hidup Nabi SAW.” (Sahih Bukhari, Juz-4 No. 832). Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: “Orang-orang Mekah meminta Nabi saw untuk menunjukkan sebuah mukjizat. Maka Beliau menunjukkan bulan yang terbelah menjadi dua bagian, sehingga gunung Hira’ itu dapat mereka lihat diantara dua belahannya.” (Sahih Bukhari, Juz-5 No. 208). Diriwayatkan oleh ‘Abdullah: “Di waktu kami bersama-sama Rasulullah SAW di Mina, maka terbelah bulan, lalu sebelahnya berlindung di belakang gunung, maka sabda Rasulullah SAW: “Saksikanlah! ” Saksikanlah! ” (Sahih Bukhari, Juz-5 No. 209). Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Abbas: “Pada masa hidup Nabi SAW bulan terbelah menjadi dua.” (Sahih Bukhari, Juz-5 No. 210). Diriwayatkan oleh ‘Abdullah: “Bulan terbelah menjadi dua.” (Sahih Bukhari, Juz-5 No. 211). Lihat juga di: (Sahih Bukhari, Juz-6 No. 350), (Sahih Bukhari, Juz-6 No. 387), (Sahih Bukhari, Juz-6 No. 388), (Sahih Bukhari, Juz-6 No. 389), (Sahih Bukhari, Juz-6 No. 390), (Sahih Bukhari, Juz-6 No. 391), (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wal Janna wa’n-Nar, Juz-039 No. 6721), (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wal Janna wa’n-Nar, Juz-039 No 6724), (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wal Janna wa’n-Nar, Juz-039 No. 6725), (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wal Janna wa’n-Nar, Juz-039 No. 6726), (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wal Janna wa’n-Nar, Juz-039 No. 6728), (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wal Janna wa’n-Nar, Juz-039 No. 6729) (Hadits sahih Muslim, Juz-039 No. 6730).
  53. Hadits riwayat Muslim No. 5010, 5013, 5015.


sumber: pamanabu.blogspot.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India