Selasa, 25 Agustus 2009

Indahnya Belum Terbayangkan





Indahnya
Belum Terbayangkan
Menurut sebuah cerita, indahnya sungguh sangat mengagumkan, sulit rasanya untuk melukiskan dalam sebuah rangkaian kata-kata. Entah dari mana untuk memulainya. Sementara itu, cerita yang satu lagi hanya berucap, pokoknya luar biasa tanpa menjelaskan lebih jauh.
Rasanya ingin cepat menikmati, sedangkan bekalku untuk menuju kesana rasanya belum apa-apa, tak sebanding antara harapan dan kenyataan. Sebuah kenikmatan tiada taranya.
Allah berfirman dalam surat As Sajadah ayat 17
Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam kenikmatan) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
Aku persiapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih suatu kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar telinga dan belum pernah terdetik dalam hati manusia, sebagai simpanan bagi mereka. Kemudian Rasulullah membaca firman Allah, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan ( tujuh buah langit). Dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). ( Al. Mukminun:17 )
Dalah shahih al Bukhari dari hadits Sahl bin Sa’ad berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda, “Tempat cambuk di jannah lebih baik dari dunia dan apa-apa yang di dalamnya.”
Dan bagaimana mungkin manusia mampu mengukur kadar (kenikmatan) suatu negeri yang Allah jadikan sebagai tempat tinggal bagi orang-orang yang Dia cintai, Dia penuhi dengan rahmat, kemuliaan dan keridhaan-Nya. Dia sifatkan kenikmatan di dalamnya dengan “kemenangan yang agung”, kerajaannya disebut dengan kerajaan yang agung dan menjanjikan segala kebaikan dan kesenangan, dan membersihkan dirinya dari segala cela, gangguan dan kekurangan.
Tanah dan rumputnya, adalah misk dan za’faran.
Atapnya, adalah Arsy-Nya Ar Rahman,
lantainya adalah misk al adzfar,
kerikilnya adalah mutiara dan permata
banngunan dan batu batanya adalah emas dan perak,
tentang pepohonannya tiada pohon melainkan batangnya adalah emas dan perak, bukan kayu dan dahan, buahnya laksana tilal, lebih lembut dari mentega dan lebih manis dari madu , daunnya lebih elok dari sutra tipis yang halus,
sungainya adalah susu yang tak pernah berubah rasanya, khamr yang lezat bagi yang meminumnya dan madu yang jernis warnanya,
makanannya adalah buah-buahan sesuai keinginannya dan daging burung yang membangkitkan selera,
minuman mereka adalah tasnim, zanzabil dan kafur,
bejananya adalah emas dan perak yang jernih laksanan kaca,
pintu-pintu dan luasnya, jarak antara dua daunnya 40 tahun menempuh perjalannnya kenikmatan tambahan dari Dzat Yang Maha Perkasa, berupa hari dimana wajah Allah yang jauh dari pemisalan dan penyerupaan ditampakkan, sebagimana nampaknya matahari di siang hari dan bulan di malam purnama.
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda “ Rombongan pertama yang masuk surga, wajah mereka bagaikan bulan purnama. Mereka tidak meludah dalam surga, tidak keluar ingus dan tidak berak disana. Sisir mereka dari emas dan perak. Pedupaan mereka dari kayu uluwah (pohon yang kayunya digunakan untuk berdupa) Bau mereka seharum minyak kesturi. Setiap orang lelaki mempunyai dua orang istri, sungsum betis mereka kelihatan dari balik daging karena indahnya. Tidak ada perselisihan dan kebencian diantara mereka. Perasaan hati mereka sama. Mereka bertasbih kepada Allah pagi dan petang .
Orang yang takut pengawasan-Nya akan mendapatkan dua syurga. Kedua syurga itu mempunyai pepohonan dan buah-buahan . ada dua buah mata air yang mengalir . terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. Mereka bertelekan di atas permadani, yang sebelah dalamnya dari sutra Ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Seolah-olah bidadari-bidadari itu adalah permata yakut dan marjan. Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.
Ath-Thabrani merriwayatkan dari Abu Hurairah.
Pernah ditanyakan, Ya Rasulullah, apakah orang lelaki melakukan persetubuhan di syurga? Dan menurut riwayat lain, apakah kita menyetubuhi istri-istri kita? Rasul menjawab, Demi Allah yang menggenggam jiwaku, sesungguhnya seorang lelaki dalam satu pagi benar-benar menyetubuhi seratus perawan ( HR. Al Haitsami dalam Majma’az Zawaid 10/417)
Bangunan dan Kemah
Ath Thabrani meriwayatkan dari Fatimah, bahwa dimanakah ibu kami, Khadijah?” Nabi menjawab,”Disebuah rumah dari bambu, dimana tidak ada perkataan yang sia-sia maupun susah payah, bersama maryam dan Asiyah istri Fir’aun.
Apakah seperti ini bambu itu? Tanya Fatimah pula, beliau menjawab “Bukan, tapi dari bambu yang tersusun dengan mutiara besar, mutiara kecil dan permata yaqut, “ Ath Thabrani mengatakan, hadits ini diriwayatkan dari Fatimah dengan sanad ini , yakni hanya lewat Shafwan bin ‘Amr sendiri.
Dari Abu Bakrah bin Abu Musa Al Asy’ari dari ayahnya, berkata bahwa Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya orang mukmin dalam surga benar-benar mempunyai kemah dari sebutir mutiara berongga, panjangnya 60 mil. Dalam kemah itu ada keluarga-keluarga yang dia kelilingi tanpa saling melihat. (HR. Al Bukhari 59/8, 65/55. Muslim dalam Shahihnya 51-23-55, ad Darimi dalam Sunannya 20/109)
Suguhan Pertama
Imam Ahmad meriwayatkan dan dikeluarkan pula oleh al Bukhari dari Anas bin Abdis Salm bin Salam, dia berkata, ketika baru datang di Madinah Rasulullah ditanya tentang bermacam-macam hal, antara lain, Makanan apakah yang pertama-tama dimakan penghuni syurga?” Jawab beliau, “Sari hati ikan” ( HR> Ahmad 2/511, & Al Bukhari dalam shahihnya 9/151)
Dalam riwayat lain dari Tsauban, dikisahkan bahwa seorang Yahudi bertanya kepada Rasulullah “ Apa hidangan pertama penghuni syurga ketika mereka baru masuk ke sana?” maka beliau menjawab”Sari hati ikan” “Sesudah itu apa makanan mereka? Tanya Yahudi itu pula, jawab beliau “disembelihkan untuk mereka seekor lembu syurga, yang memakan pucuk-pucuk dedaunan syurga. “Apa minuman mereka, tanyanya pula, jawab beliau”Dari mata air yang disebut Salsabil.” Benar, kata Yahudi itu ( Ibnu katsir, Huru Hara Kiamat hal 472)
Tidak ada Kematian
Penghuni syurga tidak akan mengalami mati lagi, karena kehidupan mereka dalam syurga adalah kehidupan yang sempurna. Rasulullah menyatakan bahwa penghuni syurga itu ditambah kekuatannya seperti anak muda, semakin cerah wajahnya, semakin baik kondisi tubuhnya, dan menyenangkan kehidupannya. Dan oleh karenanya dalam sebuah hadits dinyatakan pula, bahwa mereka tidak tidur, agar tidak ada kenikmatan surgawi yang terlewatkan gara-gara tidur.
Allah berfirman dalam surat Ad Dukhan 56 “ Mereka tidak akan merasakan mati di dalam syurga, selain mati (yg sudah dialaminya) di dunia, Dan Allah memelihara mereka dari adzab neraka.”
Nyanyian Bidadari
Dalam Shahih At Tirmidzi 2/93 dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda, “Dalam syurga ada tempat pertemuan para bidadari, (disana) mereka bernyanyi dengan suara-suara yang tidak pernah didengar semisalnya oleh makhluk apapun. Mereka melantunkan,
Kami wanita alam baka,
Takkan binasa selamannya
Kami wanita ceria,
Tak kenal susah selamanya
Kami wanita yang rela,
Tak kenal murka selamanya
Bahagialah laki-laki yang jadi milik kami
(Bahagialah manusia)
yang kami miliki dia.
Dalam surat Ar Rahman 72-73 Allah berfirman:
“Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah-kemah. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.”
ML di Syurga
Dalam menafsirkan firman Allah surat Yasin 55 “Sesungguhnya penghuni syurga itu bersenang-senang dalam kesibukan.” Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Al Auza’I dan Muqatil berkata, “Kesibukan mereka adalah memecah keperawanan istri-istrinya.”
Rasulullah bersabda tentang Making Love ( berhubungan intim) para penghuni syurga sebagaimana diriwayatkan oleh At Tirmidzi, “Di syurga seorang mukmin diberi kekuatan sekian banyak menggauli wanita.”
Rasulullah pernah ditanya “Apakah penghuni syurga melakukan hubungan suami istri? Beliau menjawab”Penis yang tidak pernah lemas, sytahwat yang tidak pernah padam dan jimak demi jimak” Sa’id bin juabir berkata, “Sesungguhnya nafsu syahwat mengalir dalam tubuhnya selama 70 tahun. Selama waktu itu ia merasakan kenikmatan yang tiada taranya dan tidak terkena kewajiban mandi jinabat. Mereka tidak merasakan loyo atau kekuatannya menurun. Justru hubungan seksual mereka mencapai kenikmatan dan kepuasan.
Betapa indahnya syurga dalam gambaran para penyair
“Syurga telah menempati lubuk hati
Aku tak ingin cari pengganti yang lain,
Ataupun belalih
Dari keadaannya yang asli”
Subhanallah betapa indah ungkapan ini didengar, batapa nikmat mata orang-orang shalih yang dapat melihat wajah Dzat yang Maha Mulia di negeri akhirat.
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat” ( Al. Qiyamah : 22-25)
Marilah kita berusaha meraih jannah….
Kampong tempat tinggal kekal selama-lamanya…..
Sumber : Majalah Nabila

Senin, 24 Agustus 2009

Orang Beriman Tercipta Dengan Penuh Cobaan



Terdapat riwayat yang shahih bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Sesungguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan Mufattan (penuh cobaan) , Tawwab (senang bertaubat) , dan Nassaa' (suka lupa), (tetapi) apabila diingatkan ia segera ingat". (Silsilah Hadits Shahih No. 2276).

Hadist ini merupakan hadits yang menjelaskan sifat-sifat orang mukmin, sifat-sifat yang senantiasa lengket dan menyatu dengan diri mereka, tiada pernah lepas hingga seolah-olah pakaian yang selalu menempel pada tubuh mereka dan tidak pernah terjauhkan dari mereka.

1. Mufattan
Artinya : Orang yang diuji (diberi cobaan) dan banyak ditimpa fitnah. Maksudnya : (orang mukmin) adalah orang yang waktu demi waktu selalu diuji oleh Allah dengan balaa' (bencana) dan dosa-dosa. (Faid-Qadir 5/491).

Dalam hal ini fitnah (cobaan) itu akan meningkatkan keimanannya, memperkuat keyakinannya dan akan mendorong semangatnya untuk terus menerus berhubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebab dengan kelemahan dirinya, ia menjadi tahu betapa Maha Kuat dan Maha Perkasanya Allah, Rabb-nya.

Menurut sebuah riwayat dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim, sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Perumpamaan orang mukmin ibarat sebatang pokok yang lentur diombang-ambing angin, kadang hembusan angin merobohkannya, dan kadang-kadang meluruskannya kembali. Demikianlah keadaannya sampai ajalnya datang. Sedangkan perumpamaan seorang munafik, ibarat sebatang pokok yang kaku, tidak bergeming oleh terpaan apapun hingga (ketika) tumbang, tumbangnya sekaligus".
(Bukhari : Kitab Al-Mardha, Bab I, Hadist No. 5643, Muslim No. 7023, 7024, 7025, 7026, 7027).

Ya, demikianlah sifat seorang mukmin dengan keimanannya yang benar, dengan tauhidnya yang bersih dan dengan sikap iltizam (komitment)nya yang sungguh-sungguh.

2. Tawaab Nasiyy
"Artinya : Orang yang bertaubat kemudian lupa, kemudian ingat, kemudian bertaubat". (Faid-Al Qadir 5/491).

Seorang mukmin dengan taubatnya, berarti telah mewujudkan makna salah satu sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu sifat yang terkandung dalam nama-Nya : Al-Ghaffar (Dzat yang Maha Pengampun). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Artinya : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar". (Thaha : 82).

3. Nassaa' -
Apabila Diingatkan, Ia Segera Ingat.
Artinya : Bila diingatkan tentang ketaatan, ia segera bergegas melompat kepadanya, bila diingatkan tentang kemaksiatan, ia segera bertaubat daripadanya, bila diingatkan tentang kebenaran, ia segera melaksanakannya, dan bila diingatkan tentang kesalahan ia segera menjauhi dan meninggalkannya.

Ia tidak sombong, tidak besar kepala, tidak congkak dan tidak tinggi hati, tetapi ia rendah hati kepada saudara-saudaranya, lemah lembut kepada sahabat-sahabatnya dan ramah tamah kepada teman-temannya, sebab ia tahu inilah jalan Ahlul Haq (pengikut kebenaran) dan jalannya kaum mukminin yang shalihin.

Terhadap dirinya sendiri ia berbatin jujur serta berpenampilan luhur, sedangkan terhadap orang lain ia berperasaan lembut dan berahlak mulia, bersuri tauladan kepada insan teladan paling sempurna yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang telah diberi wasiat oleh Rabb-nya dengan firman-Nya :

"Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka .....". (Ali Imran : 159).

Inilah sifat seorang mukmin. Ini pula jalan hidup serta manhaj perilakunya.

Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdulhamid Al-Halaby . Tulisan ini diterjemahkan dari Majalah Al-Ashalah edisi 15, 16 th III -15 Dzul Qa'dah 1415H, dan dimuat di Majalah

misteri terbelahnya bulan




Telah Dekat Qiamat; Bulan Telah Terbelah...
Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq 

Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)"
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .."

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!"

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:
---------------------------- Huruf Arab ----------------------------
Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....sampai akhir surat Al-Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??"

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."
Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka
surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah...

Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.

Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab,

"Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca
surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.


Minggu, 23 Agustus 2009

Ada Apa Dengan Malam Pertama ?




Merupakan sesuatu yang wajar jika malam pertama memiliki arti khusus bagi setiap pasangan suami istri. Di sinilah momen untuk pertama kalinya laki-laki dan perempuan yang baru diikat dalam tali pernikahan bertemu dalam satu ranjang pelaminan. Pertemuan pertama ini merupakan peristiwa penting dalam rangkaian ritual pernikahan dan dapat mempengaruhi secara psikologis terhadap perjalanan kehidupan rumah tangga selanjutnya.

Setiap pasangan pasti memiliki pengalaman yang berbeda dengan malam pertamanya. Sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan bagi pihak suami atau istri di malam pertamanya boleh jadi akan mempengaruhi perjalanan rumah tangga mereka. Dua kisah berikut ini bukan rekaan melainkan kisah sebenarnya dengan nama yang disamarkan. Ibu Lenny mengalami kekecewaan di malam pertamanya karena sang suami menurutnya cenderung kasar dalam memulai hubungan suami istri (jima') sedangkan dirinya menyukai kelemah lembutan. Kejadian ini terus membekas dan mempengaruhi ibu Lenny sehingga setiap kali melakukan jima' dengan suaminya ia sama sekali tidak dapat menikmati dan selalu merasa kesakitan. Di sisi lain ia juga tidak mampu berterus terang kepada suaminya mengenai keadaan ini, dan akibatnya hingga memiliki tiga orang anak ia merasa belum dapat mencintai suaminya!

Lain lagi pengalaman Bapak Danu yang terus menyimpan kekecewaan terhadap istrinya karena tidak menjumpai adanya darah di malam pertama dan karena itu ia menduga istrinya sudah tidak perawan lagi. Bapak Danu merasa dibohongi, karena istrinya tidak berterus terang tentang keadaannya sebelum mereka menikah, sedangkan untuk bertanya ia khawatir istrinya tersinggung. Dan yang terjadi akhirnya hingga delapan tahun usia pernikahan mereka Bapak Danu merasa tidak dapat mencintai istrinya.
Kita boleh saja mengomentari dua kejadian diatas dengan menyalahkan Ibu Lenny atau Bapak Danu, tetapi kenyataannya mereka tidak bahagia dalam rumah tangga mereka karena kecewa di malam pertama!

Islam dan Malam Pertama
Malam Pertama merupakan salah satu rangkaian ritual pernikahan yang mendapat perhatian dalam Islam. Nabi kita yang mulia mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan pasangan pengantin pada malam pertamanya agar semua aktifitas bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Di antara tuntunan beliau SAW adalah:

1. Shalat Dua Raka'at Ketika Masuk Menemui Istri.
Setelah acara walimah/resepsi selesai dan suasana sudah tenang, suami akan masuk ke kamar pengantin untuk menemui istrinya. Pada saat itu disunnahkan bagi kedua mempelai melaksanakan shalat dua raka'at.

2. Membaca Do'a bagi Mempelai Laki-laki.
Setelah selesai melaksanakan shalat, disunnahkan bagi mempelai laki-laki untuk membaca do'a sebagaimana sabda Rasulullah SAW : "Jika salah seorang kamu menikahi perempuan, maka ia hendaklah membaca do'a :
'Allahumma inni as aluka khairaha wa khaira ma jabaltaha alaihi wa a'udzubika min syarriha wa min syarri ma jabaltaha alaihi'.
Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang telah Engkau adakan untuknya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan dari keburukan yang Engkau adakan untuknya. (HR Abu Dawud)

3. Mencairkan suasana dengan saling berdialog.
Jika setelah itu suasana masih kaku, biasanya bagi istri, sebaiknya suami tidak tergesa-gesa dengan langsung melakukan jima'. Simaklah kisah malam pertama Syaikh Asy-Sya'bi, seorang tabi'in terkenal yang menikahi seorang perempuan dari Bani Tamim bernama Zainab binti Hudhair. Syaikh Asy-Sya'bi menuturkan sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitabnya Ahkamun Nisaa': "Setelah selesai walimah dan suasana kembali tenang, aku masuk menemuinya dan berkata, 'Sesungguhnya termasuk sunnah mengerjakan shalat dua raka'at. Lalu aku berdiri melakukannya dan memohon kepada Allah agar melimpahkan kebaikan di malam ini. Ketika aku berpaling ke kanan mengucapkan salam, aku melihatnya ikut shalat di belakangku. Kemudian ketika berpaling ke kiri, aku sudah melihatnya sudah berada di tempat tidurnya. Akupun mengulurkan tanganku, tetapi ia berkata, 'Sabarlah, sesungguhnya aku adalah perempuan yang asing bagimu. Demi Allah, kini aku sedang meniti jalan yang paling berat yang sebelumnya belum pernah ku alami. Engkau adalah laki-laki asing, aku belum mengenal perangaimu, maka ceritakanlah hal-hal yang engkau sukai untuk aku kerjakan dan hal-hal yang engkau benci untuk aku hindari. Akupun menjawab, 'Aku suka ini dan ini, aku benci ini dan itu,... sementara ia mendengarkanku dengan penuh perhatian. Akhirnya malam yang paling indah itupun aku raih."

4. Melakukan Jima'
Dalam melakukan jima' pertama ini hendaknya suami tidak tergesa-gesa. Keduanya hendaknya memperlakukan pasangannya dengan lemah lembut. Interaksi yang lemah lembut dan penuh kasih saying akan memudahkan mereka melakukan jima' pertama ini. Sebaiknya keduanya mempelajari terlebih dahulu adab-adab dan tata cara jima' yang diajarkan Rasulullah SAW. Sudah banyak buku karya ulama yang membahas tema ini, diantaranya Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin. Dalam salah satu pembahasannya beliau menulis tentang adab-adab jima' sebagai berikut:
a. Membaca Basmallah dan berdo'a sebelum melakukan jima'. "Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: "Jika salah seorang kamu ingin berjima' dengan istrinya, hendaklah ia membaca: 'Bismillah, Allahumma jannibnaa asy-syaithana wa jannibi asy-syaithana ma rozaqtanaa' (Dengan nama Allah, Yaa Allah jauhkanlah syetan dari kami dan jauhkanlah syetan dari apa yang Engkau rizqikan kepada kami). Maka seandainya ditakdirkan dari hubungan itu seorang anak, anak itu tidak akan diganggu syetan selama-lamanya." (HR Bukhari dan Muslim)
b. Melakukan pemanasan (pengantar) jima'. Pengantar jima' dimaksudkan agar suami tidak mendatangi istrinya dalam kondisi istri tidak siap. Pada hakikatnya perempuan menginginkan dari laki-laki seperti laki-laki menginginkannya dari perempuan, hanya saja kesiapan perempuan untuk melakukan jima' tidak muncul setiap saat sebagaimana laki-laki. Beberapa pengantar jima' misalnya: saling mencumbu dengan melakukan hubungan ringan sebelum jima' dengan berciuman, berpelukan dan perbuatan yang lain yang kesemuanya dimaksudkan untuk memberi rangsangan dan membangkitkan gairah untuk melakukan jima'. Dengan melakukan pengantar jima' ini diharapkan keduanya dalam kondisi benar-benar siap untuk berjima' sehingga keduanya dapat meraih kepuasan.
c. Melakukan jima' tanpa tergesa-gesa. Lakukanlah jima' dengan kelembutan dan penuh kasih sayang.Jika dalam melakukan jima' pertama ini ternyata masih terdapat kesulitan, jangan tergesa-gesa untuk menyelesaikannya pada saat itu juga. Bersabarlah, mungkin akan mudah setelah berlangsung beberapa hari. Dan apabila suami mencapai kepuasan lebih dulu, hendaknya tidak tergesa-gesa beranjak dari istrinya, tunggulah sampai istri dapat meraih kepuasan.
Dengan memperhatikan tuntunan Rasulullah SAW tersebut malam pertama disamping akan menjadi kenangan indah bagi kedua pihak, sekaligus juga bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Nah, bagaimana dengan malam pertama Anda?
***
Tulisan ini diambil dari Majalah Safina No. 10 Tahun I, Januari

Ciri-ciri Wanita Ahli Syurga



Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga
Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?
Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia. Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah : 


1. Bertakwa.


2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul- Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. 

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu. 

4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.


5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.


6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.


7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.


8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.


9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang yg menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.


10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.


11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.


12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).


13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.


14. Berbakti kepada kedua orang tua.


15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13).
Wallahu A’lam Bis Shawab.

DO'A MENDAPAT PASANGAN SHALIHAH



“ Robbanaa hab-lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a’yun. Waj-alnaa lil muttaqiina imaamaa”

"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
(Al Furqaan 74).



DO’A PENGANTIN

Saudaraku, awalilah pernikahan dengan doa yang diajarkan Rasulullah ini. Semoga mendapat keberkahan dari Allah swt. aamin.


Alloohumma innii as-aluka min khoirihaa wa khoiri maa jabaltahaa ‘alaih
Wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa jabaltahaa ‘alaih

Ya. Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan tabiatnya
Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan tabiatnya
(jika yang berdoa wanita, ha diganti hu)


DO’A MENDATANGI ISTRI



Bismillaah, Alloohumma jannib-nasy syaithoon. wa jannibisy syaithoona maa rozaqtana

Dengan nama Allah,
Ya..Allah, jauhkanlah kami dari syaithon dan jauhkanlah syaithon atas rizki yang Engkau berikan kepada kami

 (menurut Nabi, jika ketika berhubungan membaca do’a ini kemudian lahir anak, maka anak itu tidak akan didekati syaithon selamanya. )

Hafalkanlah dan ajarkan kepada pasangan anda
Semoga pernikahan anda diberkahi Allah SWT

Larangan Keluar Rumah Dengan Memakai Wangi-Wangian


Amr bin Abdul Mun'im



Dan dari Abu Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu 'anhu, dia menceritakan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda.
"Artinya : Setiap wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu dia berjalan melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau wanginya itu, berarti dia telah berzina". [Hadits ini Shahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (IV/414). Juga diriwayatkan oleh Abu Daud (4173). Imam Tirmidzi (2786). Imam Nasa'i (VIII/153) melalui Ghanim bin Qais, dari Abu Musa Al-Asy'ari]
Hadits tersebut di atas menunjukkan larangan keluarnya dari rumah wanita dengan memakai wangi-wangian, karena memakai wangi-wangian di hadapan orang laki-laki dapat membangkitkan nafsu birahi dalam diri mereka.
Dalam menerangkan hadits di atas, Al-Allamah Al-Mubarakfuri Rahimahullahu mengatakan.
"Yang demikian disebut berzina karena wangi-wangian yang dikenakan wanita dapat membangkitkan syahwat laki-laki dan menarik perhatian mereka. Laki-laki yang melihatnya berarti telah berzina dengan mata, dan dengan demikian wanita itu telah melakukan perbuatan dosa".
Mengenai hal ini penulis katakan, "Selain itu, memandang wanita merupakan pendahuluan dari perbuatan zina kemaluan. Oleh karena itu setiap wanita Muslimah wajib tidak keluar dari rumahnya kecuali untuk kebutuhan yang dibolehkan syari'at. Tetapi apabila dia harus keluar, maka dia harus mengindahkan adab sopan santun yang ditetapkan syari'at, mengenakan hijab, memakai pakaian yang tidak menarik perhatian orang lain serta tidak memakai wangi-wangian. Sedangkan pada saat kembali ke rumah, dia dibolehkan memakai wangi-wangian yang dikehendakinya dengan syarat tidak tercium oleh laki-laki yang bukan mahram".

Menuju Rumah Tangga Islami




Pernikahan adalah peletakan batu pertama untuk sebuah bangunan keluarga. Dan rumah tangga bahagia tidak mungkin tercipta melainkan harus ditegakkan di atas pilar-pilar yang mencakup beberapa unsur antara lain; ketenangan atau sakinah; saling mencintai; saling mengasihi dan menyayangi; dan saling melindungi. Seperti firman Allah yang artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah, dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar Ruum 21)

Apabila keluarga telah menegakkan nilai-nilai tersebut, maka tingkat rumah tangga yang ideal bisa tercapai dan cita-cita untuk menuju keluarga bahagia dan sakinah bisa terwujud. Jika sebuah keluarga dibangun dengan baik tentunya akan menyemai benih kehidupan rumah tangga dengan penuh kejujuran, kebersamaan, keterbukaan, saling pengertian, saling melengkapi, saling percaya dan saling membutuhkan; dan secara otomatis akan terbangun rasa cinta yang tulus, kemesraan dan tanggung jawab di antara anggota keluarga.

Metode Islam Dalam Membina Keluarga Bahagia

Keadilan dan pergaulan yang baik antara suami dan isteri adalah landasan utama untuk membentuk keluarga bahagia sejahtera. Untuk menegakkan tujuan mulia di atas seluruh anggota keluarga harus memperhatikan beberapa aspek di bawah ini:

1. Aspek Pembinaan Suami dan Isteri

Stabilitas rumah tangga merupakan tanggung jawab suami dan isteri. Dalam Islam seorang bapak bertugas untuk menjadi pemimpin, pembina dan pengendali keluarga dan roda rumah tangga, sebagaimana firman Allah yang artinya: "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita) dan mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka". (An Nisa'- 34)

Adapun ibu memiliki tugas yang lebih mulia yaitu merawat rumah beserta isinya dan mendidik anak serta menjaga segala amanat rumah tangga sehingga ibu laksana madrasah bagi anak-anaknya seperti yang dituturkan sebagian ahli syair:
"Ibu bagaikan sekolahan, apabila engkau persiapkan dia, berarti engkau telah mempersiapkan suatu bangsa dengan dasar yang baik".

Jadi kedua orang tua yang baik merupakan modal utama untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera.

2. Aspek Keimanan Keluarga

Tiang penyangga utama rumah tangga adalah agama dan moral. Rumah tangga hendaknya bersih dari segala bentuk kesyirikan dan tradisi jahiliyah, serta semarak dengan aktifitas ibadah seperti salat, puasa, membaca Al-Qur'an dan berdzikir sehingga rumah terlihat hidup dan sehat secara jasmani dan rohani, sejalan dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya, ibarat orang hidup dan orang mati".

Seluruh anggota keluarga harus membiasakan berdo'a terlebih tatkala keluar dan masuk rumah dan do'a-do'a yang lain. Biasakan di dalam rumah untuk selalu membaca surat Al-Baqarah, karena itu bisa mengusir syaithan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Janganlah jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan! Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah".

3. Aspek Ilmu Agama Keluarga

Mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada keluarga hukumnya wajib. Firman Allah, artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya menusia dan batu".

Imam At-Thabari menyatakan bahwa ayat di atas mewajibkan kepada kita agar mengajari anak-anak dan keluarga kita tentang agama dan kebaikan serta apa-apa yang dipentingkan dalam persoalan adab dan etika.

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, artinya: "Tiga orang yang mendapat dua pahala; seorang dari ahli kitab yang beriman kepada nabinya dan kemudian beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ; seorang hamba sahaya yang mampu menunaikan hak Allah dan hak majikannya; dan seorang laki-laki yang mempunyai hamba sahaya perempuan lalu ia mendidiknya dengan baik, mengajarinya dengan baik, kemudian ia memerdeka-kannya lalu menikahinya maka baginya dua pahala, (HR. Al-Bukhari)

Lebih penting lagi mengajari wanita tentang ilmu agama di rumah-rumah seperti yang telah dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallah 'anhu telah menuturkan bahwa pernah para wanita mengeluh kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengatakan: "Kami telah dikalahkan kaum laki-laki dalam berkhidmat kepadamu, karena itu buatlah untuk kami suatu hari dari harimu." Maka beliaupun menyediakan waktu khusus untuk bertemu dengan mereka lalu beliau memberi nasehat dan memerintah mereka.

Dengan demikian pengadaan perpustakaan mini, tape rekorder dan audio visual serta mendatangkan ulama atau orang saleh ke rumah merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan keluarga.

4. Aspek Ibadah dan Moral

Aspek ibadah yang terpenting adalah shalat, baik shalat fadhu ataupun sunnah. Laki-laki hendaknya membiasakan shalat di Masjid dan perempuan dianjurkan shalat di rumah. Shalat sunnah bagi semuanya lebih utama dilakukan di rumah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Sebaik-baik shalat laki-laki adalah di rumahnya, kecuali shalat fardhu". (H.R Abu Daud)

Adapun aspek moral, hendaknya semua anggota keluarga menghiasi prilaku masing-masing dengan akhlaqul karimah dan adab yang mulia., seperti makan dengan tangan kanan, masuk rumah orang lain dengan izin, menghargai tetangga, menghormati tamu, melarang anak masuk ke kamar tidur bapak atau ibu tanpa izin khususnya waktu sebelum subuh, waktu tidur malam dan setelah shalat isya; mengintip rumah orang lain dan adab-adab terpuji lainnya. Dan sebisa mungkin menyingkirkan seluruh akhlaq tercela seperti berbohong, menipu, marah, menggunjing, ingkar janji dan semisalnya. Latihlah keluarga anda untuk selalu qana'ah dan rela terhadap pembagian Allah, mencintai dan dekat terhadap orang-orang miskin, senang bersilaturrahmi, hanya mengharap ridha Allah, dan berkata benar walapun dirasa pahit dan penuh resiko.

5. Aspek Sosial dan Lingkungan

Agar kehidupan sosial keluarga memiliki hubungan harmonis, maka sebaiknya setiap anggota keluarga diberi kesempatan untuk mendiskusikan setiap masalah dan problem keluarga secara transparan dan terbuka sehingga seluruh masalah bisa terpecahkan sebaik mungkin.

Bagi orang tua sebaiknya tidak menampakkan konflik intern di hadapan anak-anak dan semaksimal mungkin merahasikan konflik yang terjadi, agar anak tidak terbebani secara mental , apalagi konflik tersebut membentuk kubu di antara anak-anak. Rumah juga harus diamankan agar tidak dimasuki orang-orang jahat dan orang fasik, sehingga anggota keluarga terbebas dari pengaruh kejahatan. Dan rumah harus kita selamatkan dari pengaruh media (televisi, koran, majalah dan lain-lain) yang merusak iman dan akhlaq, karena media itu lebih cepat memberi dampak negatif kepada keluarga.

6. Akhlaq Bergaul
· a. Mentradisikan Pergaulan Yang Baik

· b. Menumbuhkan sikap ramah dan santun.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika Allah menghendaki kebaikan kepada suatu keluarga maka Ia anugerahkan atas mereka sifat ramah lagi santun".

· c. Tolong Menolong dalam Menyelesaikan Pekerjaan Rumah
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjahit baju, memperbaiki sandal dan mengerjakan pekerjaan lain dengan tangan sendiri, seperti yang telah dituturkan oleh Aisyah: "Sesungguhnya beliau adalah manusia di antara sekalian manusia, membersihkan bajunya, memerah susu kambingnya dan melayani dirinya". (HR. Ahmad)

· d. Bersikap Lembut dan Bercanda dengan Keluarga
Bersikap lembut kepada isteri dan anak adalah salah satu faktor yang mampu menumbuhkan iklim yang sejuk dan hubungan yang mesra di tengah-tengah keluarga. Karena itu Rasulallah menasehati Jabir agar mencari jodoh yang gadis dan beliau bersabda:
"Kenapa tidak engkau pilih gadis sehingga engkau bisa mencandainya dan dia mencandaimu, dan engkau bisa membuatnya tertawa dan dia membuatmu tertawa".
Sangat banyak riwayat dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bercanda seperti beliau pernah bercanda dengan isterinya dikala mandi, dengan anak-anak kecil dan cucu-cucunya. Bahkan tatkala ada orang baduwi yang bernama Aqra' berkata: "Saya mempunyai sepuluh anak, saya tidak pernah mencium seorangpun dari mereka". Maka Rasulullah melihat kepadanya dan bersabda:"Barangsiapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak dikasihi. (HR. Al-Bukhari)

· e. Menyingkirkan Akhlaq Buruk dari Rumah
Segala sifat buruk dan tercela seperti dusta, menggunjing, mengadu domba atau semacamnya yang terjadi dalam rumah harus disingkirkan dan dibasmi. Dan untuk memberantas sifat buruk itu dibutuhkan kesabaran dan ketulusan karena sifat buruk itu cenderung muncul di tengah keluarga, terlebih bila lingkungan sekitar rumah rusak dan kurang Islami. Aisyah berkata: "Sesungguhnya apabila mengetahui salah satu dari anggota keluarganya berdusta, maka beliau terus berpaling darinya sehingga ia menyatakan bertaubat". (HR. Ahmad)
Demikian sekilas percikan nasehat menuju pembentukan rumah tangga yang islami. (Zaenal Abidin)

Sumber referensi:
1. Manhajut Tarbiyah An Nabawiyah lit Tifli, Muhammad Nur bin Abdul Hamid Suwaid.
2. 40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga, Muhammad bin Saleh Al-Mun ajjid.


Pacaran Boleh Ngga’ Ya?



Selama ini kita menganggap bahwa pacaran itu adalah metode untuk melakukan pendekatan untuk
mengenal lebih dekat. Namun kenyataannya tujuan itu janrang yang tercapai. Karena umumnya
alih-alih melakukan pendekatan, yang terjadi justru melakukan sekian banyak bentuk kemaksiatan.Buktinya, berapa banyak pasangan muda yang sebelum menikah sempat pacaran bertahun-tahun, bahkan ada yang sampai 5 – 10 tahun, sayangnya begitu mereka menikah langsung cerai dan hancur berantakan rumah tangganya. Belum lagi meningkatnya kasus hamil di luar nikah oleh pasangan sendiri dan juga perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa dan pelajar.

Istilah pacaran itu sendiri sudah merupakan kelaziman di tengah masyarakat dimana pasangan tidak sah melakukan serangkaian aktifitas bersama. Dan realitas di tengah masyarakat sudah mengenal persis aktifitas pacaran itu yang identik dengan apel malam minggu (namanya apel sudah pasti berduaan, karena kalau rame-rame namanya rombongan), juga nonton ke bioskop berdua, berboncengan sepeda motor, jalan-jalan berduaan, makan di restoran berduaan,
tukar menukar SMS, saling bertelepon siang dan malam dan semua aktifitas lain yang mengasyikkan.
Intinya adalah kebersamaan dan berduaan. Hampir sulit dikatakan pacaran bila semua itu dilakukan
bersama-sama dalam kelompok besar.

Bahkan hakikat pacaran adalah pada keberduaannya itu. Inilah pacaran yang dikenal masyarakat dan
bukan yang tertulis dalam kamus. Jadi dengan pengertian yang lazim dikenal masyarakat sekarang
ini tentang pacaran, maka tidak bisa lain semua itu adalah khalwat yang diharamkan.
Islam sudah memperingatkan laki-laki dan wanita yang bukan mahram untuk tidak menyepi berduaan karena yang ketiganya adalah setan.
Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan." (Riwayat Ahmad)
"Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu menyendiri dengan seorang perempuan, kecuali bersama mahramnya."
Imam Qurthubi dalam menafsirkan firman Allah yang berkenaan dengan isteri-isteri Nabi, yaitu yang tersebut dalam surah al-Ahzab ayat 53, yang artinya: "Apabila kamu minta sesuatu (makanan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari balik tabir. Karena yang demikian itu lebih dapat membersihkan hati-hati kamu dan hati-hati mereka itu," mengatakan: maksudnya perasaan-perasaan
yang timbul dari orang laki-laki terhadap orang perempuan, dan perasaan-perasaan perempuan terhadap laki-laki. Yakni cara seperti itu lebih ampuh untuk meniadakan perasaan-perasaan bimbang dan lebih dapat menjauhkan dari tuduhan yang bukan-bukan dan lebih positif untuk melindungi keluarga.
Ini berarti, bahwa manusia tidak boleh percaya pada diri sendiri dalam hubungannya dengan masalah bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak halal baginya. Oleh karena itu menjauhi hal tersebut akan lebih baik dan lebih dapat melindungi serta lebih sempurna penjagaannya.

Istilah pacaran sebenarnya tidak ada batasan bakunya, namun umumnya yang namanya pacaran
itu –apalagi di zaman permisif dan hedonis sekarang ini- tidak lain adalah hubungan lain jenis non mahram dengan segala aktifitas maksiatnya dari khalwat, zina mata, zina telinga dan sampai zina kemaluan.
Bahkan beberapa penelitian di berbagai tempat seperti di Yogyakarta beberapa waktu lalu
menyebutkan bahwa sebagian besar pasangan pacaran itu memang telah melakukan hubungan tidak senonoh mulai dari bercumbu, berpelukan, berciuman sampai persetubuhan. Parahnya, semua itu umumnya dilakukan oleh para mahasiswa yang nota bene terpelajar dan calon pemimpin bangsa.
Jadi hampir bisa dikatakan bahwa pacaran itu tidak lain adalah zina atau minimal mendekati wilayah zina yang memang haram dan dilarang oleh semua agama.
Lalu bagaimana seorang laki-laki bisa mengenal calon pasangan hidupnya kalau bukan dengan cara pacaran ?
Islam sesungguhnya sejak awal sudah memperkenalkan istilah ta’aruf sebagai sarana yang objektif
dalam melakukan pengenalan dan pendekatan. Ta’aruf sangat berbeda dengan pacaran. Ta`aruf adalah
sesuatu yang syar`i dan memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah.
Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan dan manfaat.
Tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat. Sedang ta’aruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan.

Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second tapi tidak melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka kap mesinnya. Bagaimana
mungkin dia bisa tahu kelemahan dan kelebihan mobil itu.
Sedangkan taaruf adalah seperti seorang montir mobil ahli yang memeriksa mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar menawar.

Ketika melakukan ta’aruf, seseorang baik pihak laki atau wanita berhak untuk bertanya yang mendetail, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya.
Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya. Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya.

Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak pernah boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri. Silahkan periksa dengan baik dan kalau tertarik, mari bicara harga.
Dalam upaya ta’aruf dengan calon pasangan, pihak laki dan wanita dipersilahkan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan.
Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan cuma beruda saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya.
Jadi ta`aruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang berdua.

Disinilah letak perbedaan antara pacaran dengan taaruf. Pacaran adalah jalan-jalan asyik berdua, jajan, nonton, bermesraan dan bercumbu. Sama sekali tidak ada porsi tentang persiapan real untuk hidup. Bahkan pacaran cenderung bohong dan menipu, karena umumnya masing-masing pihak ingin tampil ‘wah’ di depan pasangannya. Bedak, gincu, parfum, pakaian bagus, mobil dan segala asesoris
lainnya adalah sesuatu yang harus ditonjolkan. Semua sangat jauh dari kehidupan real nanti dalam keluarga.
Padahal setelah menikah, justru semua itu akan ditinggalkan dan masing-masing baru akan tampil dengan wajah dan kelakuan aslinya. Padahal dahulu hal-hal seperti itu tidak pernah dibahas dalam masa pacaran, karena semua waktunya tersita untuk jatuh cinta.


Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan terhadap calon pasangan.
Sisi yang dijadikan pengenalan tidak hanya terkait dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut masing-masing pihak cukup penting.
Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma sekedar curi-curi pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah memerintahkan seorang calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara langsung face to face, bukan melalui media foto, lukisan atau video.

Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat, jadi tidak ada salahnya untuk dilihat.
Dan khusus dalam kasus ta`aruf, yang namanya melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat numpang tumbuh disana.
Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua tapak tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi melihat dengan seksama. Karena tapak tangan wanita pun bukan termasuk aurat.
Lalu bagaimana dengan keharusan ghadhdhul bashar ? Bab ghadhdhul bashar tempatnya bukan saat ta`aruf, karena pada saat ta`aruf, secara khusus Rasulullah SAW memang memerintahkan untuk
melihat dengan seksama dan teliti. Kalau sekali melihat ternyata belum yakin, boleh melihat lagi dan lagi hingga betul-betul kuat motivasi untuk menikahinya.

Selain urusan melihat pisik, taaruf juga harus menghasilkan data yang berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari
keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan seterusnya dengan menggunakan alasan ta`aruf.
Janganlah ta`aruf menjadi pacaran. Sehingga tidak terjadi khalwat dan ikhtilath antara pasangan yang belum jadi suami istri ini.

Khusus berkaitan dengan foto wajah seseorang, sebenarnya bukan media yang 100 % bisa dipercaya,
apalagi bila foto itu cuma ukuran 2x3 hitam putih. Sama sekali tidak memberi gambaran apa-apa.
Begitu juga dengan CV yang ditulis di atas kertas selembar yang isinya cuma nama, alamat, hobi dan warna kesukaan. Jelas bukan informasi untuk ta`aruf pada sebuah pernikahan. Kalau cuma pas poto dan selembar kertas bio data, fungsinya buat bikin KTP atau untuk jadi sahabat pena di majalah anak-anak. Dus, itu bukan sarana yang tepat untuk sebuah ta`aruf.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India