Rabu, 24 November 2010

MENGGAPAI CINTA ALLAH




..., maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, ....( Al Maidah : 54 )






Setiap mukmin pasti mengharapkan dicintai Allah, mencintai Allah, dan menjadikan Allah sebagai kekasih di dalam hidupnya .


Ada beragam jalan seorang salik dalam mengarungi perjalanan rohaninya untuk dapat segera sampai kepada tujuan akhir yaitu cinta dan ridho Allah swt.
Sebagian  melakukannya dengan banyak mengerjakan amalan-amalan ibadah, seperti sholat dan puasa baik  yang fardhu maupun yang disunnahkan.
Namun mungkin kita tidak mampu melakukan itu semua karena keterbatasan fisik ataupun waktu yang banyak tersita oleh beban tugas dan tanggung jawab pekerjaan.
Lalu bagaimanakah yang bisa dilakukan agar kita tidak tertinggal oleh mereka yang kuat dalam beribadah ?


Sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Maha Dermawan, Allah tidak membebani hambaNya diluar batas kemampuaannya, 
masih ada jalan lain yang bisa kita lewati bagi kita yang lemah ini, yaitu dengan jalan cinta dan jalan kedermawanan.  Disamping harus  tetap berusaha menyempurnakan amalan amalan ibadah yang telah difardhukan oleh Allah swt.


Jalan cinta merupakan salah satu jalan cepat seorang hamba untuk segera sampai kepada Allah SWT,  jalan ini adalah jalannya  orang-orang yang dipilih.  Seorang hamba mencintai Allah, hingga cintanya benar kemudian Allah cinta kepadanya, dan apabila Allah telah mencintai  hamba-Nya maka Allah akan mendekatkan dia kepada-Nya, menolongnya dan menjaganya.
Marilah kita coba mengikuti lorong mereka ....


Lalu bagaimanakah sebenarnya kedudukan kita dihadapan Allah ? apakah kita sudah mencintai Allah sebagaimana mestinya ? marilah kita renungkan sabda nabi berikut ini :
Rasulullah bersabda yang artinya:
“Barang siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya dia mengetahui kedudukan Allah di dalam hatinya”

Agar kita dapat mencintai Allah, maka  kita awali dengan banyak mengingat Allah atau berdzikir, baik dengan lisan, hati, fikiran dan perbuatan kita, Bagaimana cinta akan tumbuh kalau kita tidak pernah mengingat-Nya.

Dalam hadist Qudsi Allah berfirman kepada Dawud “Wahai Dawud, ketahuilah bahwa Dzikir-Ku kuperuntukkan para pendzikir, syurga-Ku buat orang-orang yang taat, cinta-Ku buat orang-orang yang merindukan-Ku, sedangkan Diriku sendiri kuistimewakan buat mereka yang mencintai-Ku”.


dari [Anas] radliyallahu'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang beliau riwayatkan dari Rabbnya (hadis qudsi), Allah berfirman: "Jika seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta, jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa, dan jika ia mendekatkan diri kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." ( Shahih Bukhari : 6982 )

Sesungguhnya kebajikan itu ada pada mengagungkan perintah Allah dan sifat welas asih terhadap semua makhluk-Nya. Kita harus mengamalkan asma Allah yang Maha Pengasih di dalam kehidupan kita sehari-hari dengan mencintai makhluk-Nya yang ada di bumi.


Allah mewahyukan kepada Musa," Bersikap welas asihlah, hingga Aku bersikap welas asih kepadamu. Sesungguhnya Aku Maha Pengasih. Barang siapa bersikap welas asih, aku akan mengasihi dan memasukkannya ke dalam surga."


 Nabi SAW beliau bersabda : "Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh ar Rahman, oleh karena itu kasihilah penduduk bumi maka niscaya penduduk langit akan mengasihi kalian. Dan rasa kasihan adalah sebuah jalan dari ar Rahman, barangsiapa yang menyambungnya maka ia akan tersambung untuknya, dan barangsiapa memutuskannya maka ia akan terputus untuknya." (HR. Ahmad) 

Sesungguhnya kaum sholihin dari umat ini bukannya mereka memasuki surga dengan sebab banyaknya sholat dan berpuasa saja, tetapi juga dengan sebab memiliki kesejahteraan hati, kedermawanan juga sifat kasih sayang terhadap orang islam.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Ta'ala telah berfirman: 'Sungguh telah berhak mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku, dan sungguh telah berhak mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling merapatkan barisan karena Aku, dan sungguh telah berhak mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku, dan sungguh telah berhak mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling berkorban (untuk membantu yang lain) karena Aku, dan sungguh telah berhak mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling menolong karena Aku.'" (Musnad ahmad :18621)

Dari Anas r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang niscaya dia akan mendapatkan manisnya keimanan, yaitu; orang yang mencintai seseorang di mana tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah 'azza wajalla, orang yang lebih mencintai Allah dan RasulNya daripada selain mereka berdua, dan orang yang lebih suka dicampakkan ke dalam Neraka daripada kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya darinya." (Sunan Nasa’i : 4902)

Marilah kita berusaha agar selalu mencintai Allah di dalam hidup kita, syarat cinta yaitu dengan kita selalu punya keinginan untuk selalu bersama Dzat yang kita cintai, Tidak dipalingkan dari-Nya, baik oleh dunia, akherat, maupun makhluk. Relalah terhadap segala perlakuan-Nya, ridha terhadap segala keputusan-Nya, bersabar atas segala cobaan-Nya. bagi orang mukmin telah ditetapkan bahwa Allah tidak mengujinya melainkan demi kemaslahatannya, baik di dunia maupun di akherat, hingga dia ridho terhadap tuhannya.

Sungguh cinta Allah kepada hamba-Nya lebih besar dibandingkan dengan cinta hamba kepada Allah SWT.

Semoga Allah menjadikan hati kita tentram dengan mencintai-Nya , dan merasa cukup hanya dengan cinta-Nya.

“Ya Allah…, anugerahkanlah kepada kami, manisnya cinta-Mu 
dan lezatnya berdekatan dengan-Mu.

Ya Alllah…., Karuniakanlah kepada kami anugerah dzikir, 
dan jadikanlah kami mantap di dalamnya.

Ya Allah…
Betapa banyak nikmat-Mu padaku, 
tapi sedikit sekali syukurku pada-Mu
Betapa banyak maksiatku pada-Mu, 
tapi Engkau tetap menungguku tu’ kembali pada-Mu

Ya Allah…
Betapa dekatnya Engkau, 
namun tiada aku rasakan kehadiran-mu
Betapa besar cinta-Mu pada hamba-Mu,. 
Namun ku tak jua menghiraukan-Mu

Ya Allah..
Tunjuki aku kepada pintu-Mu
Agar aku dapat mencintai-Mu….
Mencintai kekasih-kekasih-Mu
Dan mencintai ketaatan kepada-Mu

Ya Allah, Tuhanku
Seburuk apapun hamba dihadapan-Mu
Engkau adalah kekasih terindah bagi diriku.


Sabtu, 20 November 2010

Do'a Agar Terhindar Dari Musibah


1.

BISMILLAAHILLADZI LAA YADLURRU MA'ASMIHI SYAI`UN FIL ARDLI WA LAA FIS SAMAA`I WA HUWAS SAMII'UL 'ALIIM. ( 3x )

dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang bisa memberikan bahaya. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui  

Jika dibaca sore 3x, maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga pagi hari. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bencana yang datang dengan tiba-tiba hingga sore hari."

Referensi hadist

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Maudud] dari [seseorang] yang mendengar [Aban bin Utsman] ia berkata; Aku mendengar [Utsman] -maksudnya Utsman bin Affan- berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengucapkan: BISMILLAAHILLADZI LAA YADLURRU MA'ASMIHI SYAI`UN FIL ARDLI WA LAA FIS SAMAA`I WA HUWAS SAMII'UL 'ALIIMU. (dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang bisa memberikan bahaya. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga pagi hari. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bencana yang datang dengan tiba-tiba hingga sore hari." Perawi berkata, "Lalu Aban tertimpa penyakit lumpuh, hingga orang yang mendengar hadits darinya melihat kepadanya (Aban), maka [Aban] pun berkata, "Kenapa kamu melihat aku? Demi Allah, aku tidak berbohong atas nama Utsman, dan Utsman tidak berbohong atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tetapi pada hari ketika aku tertimpa penyakit ini, aku sedang marah hingga aku lupa membacanya." Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ashim Al Anthaki] berkata, telah menceritakan kepada kami [Anas bin Iyadh] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Maudud] dari [Muhammad bin Ka'b] dari [Aban bin Ustman] dari [Utsman] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana dalam hadits tersebut, hanyasaja ia tidak menyebutkan tentang cerita penyakit lumpuh."
( Sunan Abu Daud : 4425 )

2.
Suatu waktu ada seseorang menyampaikan kepada Abu Darda' r.a :"Rumahmu terbakar. Jawab Abu Darda''. 'Tidak! Tuhan tidak akan memperlakukan daku demikian", karena aku telah membaca do'a yang aku dengar dari Rasulullah saw, siapa yang membacanya pagi hari akan selamat dari musibah sampai sore, dan siapa yang membacanya petang hari maka dia akan selamat dari musibah sampai pagi esoknva, inilah do'a tersebut:



"Alloohumma anta robbi laa ilaaha illa anta
'alaika tawakkaltu wa anta robbul arsyil 'adzim.
Maa syaa alloohu kaana wa maalam yasya' lam yakun,
laahaula wa laa quwwata illa billaahil 'aliyyil 'adzim.
A'lamu annallooha 'ala kulli syay in qadiir.
Wa annallooha qad ahaatho bikulli syain 'ilma.
Alloohumma inni a 'uuzubika min syarri nafsii.
Wa min syarri kulli daabbatin anta aaakhidzum binaa shiyatihaa. Inna robbi 'alaa shiroothim mustaqiim"

Artinya: Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku Tak ada Tuhan selain Engkau, kepada-Mu aku bertawakal dan Engkau Tuhan pemilik 'arasy yang agung. Apa yang dikehendaki Allah, pastilah terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya, pasti tidak akan terjadi. Tiada daya dan kekuatan kecuali disisi Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Aku tahu bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan bahwasanya  ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, dan dari kejahatan segala makhluq yang berada dalam kekuasaan-Mu!. Sesungguhnya Tuhanku selalu menunjukkan ke jalan yang lurus 

Pada beberapa riwayat, Abu Darda' berkata: "Ayolah bangkit!" iapun berdiri dan merekapun turut berdiri lalu pergi ke rumahnya, setelah sampai didapatinya rumahnya tidak apa-apa sedang sekelilingnya terbakar semua.

Jumat, 19 November 2010

Berjabat Tangan dan Mengucapkan Salam


Telah menceritakan kepada kami (Azwad) berkata: telah menceritakan kepada kami (Syarik) dari (Al A'masy) dari (Abu Shahih) dari (Abu Hurairah)- dan ia memarfu'kannya-dia berkata :
Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai, apakah kalian mau aku tunjukkan inti yang demikian itu, atau cara memperoleh yang demikian itu :Tebarkanlah salam diantara kalian," dan bisa jadi Syarik menyebutkan dalam riwayatnya "Maukah kalian aku tunjukkan pada sesuatu yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai ; Tebarkanlah salam diantara kalian." dan telah diceritakan kepada kami hadist ini (Ibnu Numair) dari (Al A'masy) secara makna. (Musnad Ahmad :8723) 

Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah mengabarkan kepada kami [Al Ajlah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Baraa` bin 'Azib] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah dua orang muslim yang berjumpa dan saling berjabat tangan, kecuali dosa keduanya akan diampuni sebelum mereka berpisah." (Musnad Ahmad : 17950 )

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Yazid] dari [Abu Al Khair] dari [Abdullah bin 'Amru] bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Islam bagaimanakah yang baik?" beliau menjawab: "Kamu memberi makan, menebarkan salam baik terhadap orang yang kamu kenal maupun terhadap orang yang tidak kamu kenal." ( Shahih Bukhari  : 5767 )



Mengucapkan salam dan berjabat tangan kepada sesama Muslim adalah perkara yang terpuji dan disukai dalam Islam. Dengan perbuatan ini hati kaum Muslimin dapat saling bersatu dan berkasih sayang di antara mereka. Namun apa yang terjadi jika perbuatan terpuji ini dilakukan tidak pada tempat yang semestinya? Tidak ada kebaikan yang didapat bahkan pelanggaran syariatlah yang terjadi.Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam beliau bersabda :“Apabila salah seorang dari kalian bertemu dengan saudaranya maka ucapkanlah salam padanya. (Kemudian) jika pohon, tembok, atau batu menghalangi keduanya dan kemudian bertemu lagi maka salamlah juga padanya.” (HR. Abu Dawud dalam As Sunan nomor 5200 sanadnya shahih dan para perawinya tsiqah.  Lihat Silsilah Al Ahadits As Shahihah nomor 186)
Pada hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan seorang Muslim mengucapkan salam kepada saudaranya yang Muslim jika menjumpainya. Karena salam dapat menggalang persatuan, menghilangkan rasa benci, dan mendatangkan cinta. Perintah di dalam hadits ini bersifat istihbaab yang maknanya anjuran dan ajakan, bukan wajib (lihat dalil-dalil yang memalingkan dari hukum wajib ke hukum istihbaab dalam kitab Aqdu Az Zabarjad fi Tahiyyati Ummati Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).
Tidak dibedakan dalam mengucapkan salam tersebut antara orang yang berada di dalam ataupun di luar masjid. Bahkan sunnah yang shahihah (terang) menunjukkan disyariatkannya mengucapkan salam kepada orang yang berada di dalam masjid baik ketika shalat ataupun tidak.

Dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu, dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam keluar menuju Quba dan shalat di sana. Lalu datang orang-orang Anshar kemudian mereka mengucapkan salam kepadanya sedangkan beliau sedang shalat. Dia (Ibnu Umar) berkata : Lalu saya bertanya kepada Bilal : “Bagaimana kamu lihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab salam mereka ketika mereka mengucapkan salam kepadanya padahal dia sedang shalat?” Ibnu Umar berkata : Bilal berkata : “Begini, sambil membentangkan telapak tangannya.” Begitu pula Ja’far bin ‘Aun membentangkan tangannya dan menjadikan telapak tangannya di bawah sedangkan punggungnya di atas.” (HR. Abu Dawud dalam As Sunan nomor 927 dan Ahmad dalam Al Musnad 2/30 dengan sanad shahih atas syarat Bukhari dan Muslim. Lihat Silsilah Al Ahadits As Shahihah nomor 185).

Dua Imam, Ahmad bin Hanbal dan Ishaq bin Rahuwiyah berpegang pada hadits ini. Al Marwazi berkata : [ Saya bertanya kepada Ahmad : “Apakah salam diucapkan kepada kaum yang sedang shalat?” Dia menjawab : “Ya.” Lalu beliau menyebutkan kisah Bilal ketika ditanya oleh Ibnu Umar : “Bagaimana beliau menjawab (salam)?” Dia berkata : “Dia memberi isyarat.” Ishaq juga berkata sebagaimana yang dia katakan. ] (Masa’il Al Marwazi halaman 22).
Riwayat ini dipilih oleh Al Qadli Ibnul Arabi, dia berkata : “Isyarat dalam shalat bisa jadi untuk menjawab salam atau karena suatu perkara yang tiba-tiba terjadi saat shalat juga karena kebutuhan yang mendesak bagi orang shalat. Jika untuk menjawab salam maka dalam hal ini terdapat atsar-atsar shahih seperti perbuatan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam di Quba dan selainnya. (Lihat ‘Aridlah Al Ahwadzi 2/162)
Dalil tentang disyariatkannya mengucapkan salam setelah shalat di masjid adalah hadits tentang orang yang jelek shalatnya, hadits yang terkenal (masyhur) dari Abu Hurairah : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam masuk ke masjid. Lalu seseorang masuk dan shalat. Kemudian dia datang lalu mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab salamnya seraya berkata : “Kembalilah shalat karena sesungguhnya kamu belum shalat!” Maka orang itu kembali lalu shalat sebagaimana dia telah shalat sebelumnya. Kemudian dia datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Hal itu dia lakukan tiga kali.” (HR. Bukhari, Muslim, dan selainnya)
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani berkata : “Dengan hadits ini, Shadiq Hasan Khan berdalil di dalam kitabnya Nuzul Al Abrar halaman 350-351 bahwa : “Jika seseorang diucapkan salam kepadanya kemudian dia mendatanginya dari dekat maka disunnahkan untuk mengucapkan salam untuk kedua dan ketiga kali padanya.”
Beliau juga berkata : “Hadits ini juga menjadi dalil disyariatkannya mengucapkan salam kepada orang di dalam masjid sebagaimana juga hadits tentang ucapan salam orang-orang Anshar kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam di Masjid Quba sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya. Akan tetapi kita temukan orang-orang tidak menghiraukan sunnah ini. Salah seorang mereka masuk Masjid tanpa mengucapkan salam pada orang yang berada di dalamnya karena mereka mengira bahwa hal itu makruh. Semoga apa yang kami tulis menjadi peringatan bagi mereka dan selainnya. Sedangkan peringatan itu bemanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Silsilah Al Ahadits As Shahihah)
Jadi salam dan berjabat tangan dilakukan ketika datang atau hendak berpisah walaupun hanya sebentar. Sama saja apakah di dalam Masjid atau di luar masjid. Akan tetapi sayang sekali, tatkala Anda mengucapkan salam kepada seseorang saat berjumpa dengan Anda setelah shalat dengan ucapan assalamu’alaikum warahmatullahi maka dengan segera dia menjawab taqabbalallah. Dia mengira telah menegakkan apa yang telah Allah wajibkan atasnya berupa kewajiban membalas salam, seolah-olah dia tidak mendengar firman Allah Ta’ala: “Apabila kamu diberi penghormatan dengan salam penghormatan maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang sebanding. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An Nisa’ : 86)
Dan sebagian mereka bersegera mengucapkan pada Anda sebagai ganti dari salam dengan ucapan taqabbalallah (semoga Allah menerima amal kita) padahal Allah telah berfirman: “Salam penghormatan mereka pada hari mereka menemui-Nya ialah : ‘Salam’ “ (QS. Al Ahzab : 44)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Sebarkanlah salam di antara kalian” (HR. Muslim dalam Shahih-nya nomor 54 dan Ahmad dalam Al Musnad 2/391, 441, dan 495 serta yang selainnya)
Beliau tidak menyatakan : “Katakanlah Taqabbalallah !!” Kita tidak mengetahui dari salah seorang sahabat pun atau salafush shalih Radliyallahu ‘anhum bahwa apabila mereka selesai dari shalat menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menjabat tangan orang di sekitarnya agar diberkahi sesudah shalat. Seandainya salah seorang dari mereka melakukan hal itu, sungguh akan dinukilkan bagi kita meskipun dengan sanad yang lemah dan ulama akan menyampaikan pada kita karena mereka terjun di semua lautan ilmu lalu menyelam pada bagian yang terdalam dan mengeluarkan hukum-hukum darinya. Mereka tidak mungkin menyepelekan sunnah Qauliyyah, Fi’liyyah, Taqririyyah atau Sifat (sabda, perbuatan, persetujuan atau sifat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam). [ Tamamu Al Kalam fi Bid’ah Al Mushafahah Ba’da As Salam halaman 24-25 dan Al Masjid fi Al Islam halaman 225 ]
Syaikh Abdullah bin Abdirrahman Al Jibrin berkata : “Mayoritas orang yang shalat mengulurkan tangan mereka untuk berjabat tangan dengan orang di sampingnya setelah salam dari shalat fardlu dan mereka berdoa dengan ucapan mereka ‘taqabbalallah’. Perkara ini adalah bid’ah yang tidak pernah dinukil dari para pendahulu Islam” (Majalah Al Mujtama’ nomor 855).

Bagaimana mereka melakukan hal itu sedangkan para peneliti dari kalangan ulama telah menukil bahwa jabat tangan dengan tata cara tersebut (setelah salam dari shalat) adalah bid’ah?

Al ‘Izzu bin Abdussalam berkata : “Jabat tangan setelah shalat Shubuh dan Ashar termasuk bid’ah kecuali bagi yang baru datang dan bertemu dengan orang yang menjabat tangannya sebelum shalat. Maka sesungguhnya jabat tangan disyaratkan tatkala datang. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berdzikir setelah shalat dengan dzikir-dzikir yang disyariatkan dan beristighfar tiga kali kemudian berpaling. Diriwayatkan bahwa beliau berdzikir :

ﺭَﺏِّ ﻗِﻨِﻲ ﻋَﺬَﺍﺑَﻚَ ﻳَﻮْﻡَ ﺗَﺒﹿﻌَﺚُ ﻋِﺒَﺎﺩَﻙَ .﴿ ﺭﻭﺍﻩﻣﺴﻠﻢ ٦٢، ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ٣٣٩٨ ﻭ ٣٣٩٩، ﻭﺃﺣﻤﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﻨﺪ ٤/٢٩٠ ﴾
“Wahai Rabbku, jagalah saya dari adzab-Mu pada hari Engkau bangkitkan hamba-Mu.” (HR. Muslim 62, Tirmidzi 3398 dan 3399, dan Ahmad dalam Musnad 4/290)
Kebaikan seluruhnya adalah dalam mengikuti Rasul (Fatawa Al ‘Izzi bin Abdussalam halaman 46-47 dan lihat Al Majmu’ 3/488). Apabila bid’ah ini di masa penulis terbatas setelah shalat yang dua rakaat, maka sungguh di jaman kita ini hal itu telah terjadi pada seluruh shalat. Laa haula wala quwwata illa billah.
Al Luknawi berkata: Sungguh telah tersebar dua perkara di masa kita ini pada mayoritas negeri, khususnya di negeri-negeri yang menjadi lahan subur berbagai bid’ah dan fitnah, yaitu:
[Pertama] Mereka tidak mengucapkan salam ketika masuk masjid waktu shalat Shubuh, bahkan mereka masuk dan shalat sunnah kemudian shalat fardlu. Lalu sebagian mereka mengucapkan salam atas sebagian yang lain setelah shalat dan seterusnya. Hal ini adalah perkara yang jelek karena sesungguhnya salam hanya disunnahkan tatkala bertemu sebagaimana telah ditetapkan dalam riwayat-riwayat yang shahih, bukan tatkala telah duduk.
[Kedua] Mereka berjabat tangan setelah selesai shalat Shubuh, Ashar, dan dua hari raya, serta shalat Jum’at. Padahal pensyariatan jabat tangan juga hanya di saat awal bersua. ] (As Sa’ayah fi Al Kasyfi Amma fi Syarh Al Wiqayah halaman 264).
Dari perkataan beliau dapat dipahami bahwa jabat tangan antara dua orang atau lebih yang belum bersua sebelumnya tidak ada masalah. Syaikh Al Albani berkata di dalam As Silsilah As Shahihah 1/23 : “Adapun jabat tangan setelah shalat adalah bid’ah yang tidak ada keraguan padanya, kecuali antara dua orang yang belum bersua sebelumnya. Maka hal itu adalah sunnah.”
Al Luknawi berkata setelah menyebutkan silang pendapat tentang jabat tangan setelah shalat : “Di antara yang melarang perbuatan itu ialah Ibnu Hajar Al Haitami As Syafi’i, Quthbuddin bin ‘Ala’addin Al Makki Al Hanafi, dan Al Fadlil Ar Rumi dalam Majalis Abrar menggolongkannya termasuk dari bid’ah yang jelek ketika beiau berkata : “Berjabat tangan adalah baik saat bertemu.
Adapun selain saat bertemu misalnya keadaan setelah shalat Jum’at dan dua hari raya sebagaimana kebiasaan di jaman kita adalah perbuatan tanpa landasan hadits dan dalil! Padahal telah diuraikan pada tempatnya bahwa tidak ada dalil berarti tertolak dan tidak boleh taklid padanya.” (Sumber yang sama dan Ad Dienul Al Khalish 4/314, Al Madkhal 2/84, dan As Sunan wa Al Mubtada’at halaman 72 dan 87).
Beliau juga berkata : “Sesungguhnya ahli fiqih dari kelompok Hanafiyah, Syafi’iyah, dan Malikiyah menyatakan dengan tegas tentang makruh dan bid’ahnya.” Beliau berkata dalam Al Multaqath : “Makruh (tidak disukai) jabat tangan setelah shalat dalam segala hal karena shahabat tidak saling berjabat tangan setelah shalat dan bahwasanya perbuatan itu termasuk kebiasaan-kebiasaan Rafidlah.” Ibnu Hajar, seorang ulama Syafi’iyah berkata : “Apa yang dikerjakan oleh manusia berupa jabat tangan setelah shalat lima waktu adalah perkara yang dibenci, tidak ada asalanya dalam syariat.”
Dan alangkah fasihnya perkataan beliau Rahimahullah Ta’ala dari ijtihad dan ikhtiarnya. Beliau berkata: Pendapat saya, sesungguhnya mereka telah sepakat bahwa jabat tangan (setelah shalat) ini tidak ada asalnya dari syariat. Kemudian mereka berselisih tentang makruh atau mubah. Suatu masalah yang berputar antara makruh dan mubah harus difatwakan untuk melarangnya, karena menolak mudlarat lebih utama daripada menarik maslahah.
Lalu kenapa dilakukan padahal tidak ada keutamaan mengerjakan perkara yang mubah? Sementara orang-orang yang melakukannya di jaman kita menganggapnya sebagai perkara yang baik, menjelek-jelekkan dengan sangat orang yang melarangnya, dan mereka terus-menerus dalam perkara itu.
Padahal terus-menerus dalam perkara mandub (sunnah) jika berlebihan akan menghantarkan pada batas makruh. Lalu bagaimana jika terus-menerus dalam bid’ah yang tidak ada asalnya dalam syariat?!
Berdasarkan atas hal ini, maka tidak diragukan lagi makruhnya. Inilah maksud orang yang memfatwakan makruhnya. Di samping itu pemakruhan hanyalah dinukil oleh orang yang menukilnya dari pernyataan-pernyataan ulama terdahulu dan para ahli fatwa. Maka riwayat-riwayat penulis Jami’ul Barakat, Siraj Al Munir, dan Mathalib Al Mu’minin misalnya, tidaklah mampu menyamainya karena kelonggaran penulisnya dalam meneliti riwayat-riwayat telah terbukti. Dan telah diketahui oleh Jumhur Ulama bahwa mereka mengumpulkan segala yang basah dan kering (yang jelas dan yang samar).
Dan yang lebih mengherankan lagi ialah penulis Khazanah Ar Riwayah tatkala ia berkata : (Nabi) ‘Alaihis Salam berkata : “Jabat tanganlah kalian setelah shalat Shubuh niscaya Allah akan menetapkan bagi kalian sepuluh (kebaikan).” Dan berkata Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Berjabat tanganlah kalian setelah shalat Ashar niscaya kalian akan dibalas dengan rahmah dan pengampunan.”

Sementara dia tidak memahami bahwa kedua hadits ini dan yang semisalnya adalah palsu yang dibuat-buat oleh orang-orang yang berjabat tangan itu. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. ] (As Sa’aayah fi Al Kasyfi Amma fi Syarh Al Wiqayah halaman 265)

Akhirnya sebagai penutup harus diperingatkan bahwa tidak boleh bagi seorang Muslim memutuskan tasbih (dzikir) saudaranya yang Muslim kecuali dengan sebab syar’i. Yang kami saksikan berupa gangguan terhadap kaum Muslimin ketika mereka melaksanakan dzikir-dzikir sunnah setelah shalat wajib kemudian dengan tiba-tiba mereka mengulurkan tangan untuk berjabat tangan ke kanan dan ke kiri dan seterusnya yang memaksa mereka tidak tenang dan terganggu, bukan hanya karena jabat tangan, akan tetapi karena memutuskan tasbih dan mengganggu mereka dari dzikir kepada Allah karena jabat tangan ini, padahal tidak ada sebab-sebab perjumpaan dan semisalnya.
Jika permasalahannya demikian, maka bukanlah termasuk dari hikmah jika Anda menarik tangan Anda dari tangan orang di samping Anda dan menolak tangan yang terulur pada Anda. Karena sesungguhnya ini adalah sikap yang kasar yang tidak dikenal dalam Islam. Akan tetapi ambillah tangannya dengan lemah lembut dan jelaskan kepadanya kebid’ahan jabat tangan ini yang diada-adakan manusia.
Betapa banyak orang yang terpikat dengan nasihat dan dia orang yang pantas dinasihati. Hanya saja ketidaktahuan telah menjerumuskannya kepada perbuatan menyelisihi sunnah. Maka wajib atas ulama dan penuntut ilmu menjelaskannya dengan baik. Bisa jadi seseorang atau penuntut ilmu bermaksud mengingkari kemungkaran tetapi tidak tepat memilih metode yang selamat. Maka dia terjerumus dalam kemungkaran yang lebih besar daripada yang diingkari sebelumnya. Maka lemah lembutlah wahai da’i-da’i Islam.
Buatlah manusia mencintai kalian dengan akhlak yang baik niscaya kalian akan menguasai hati mereka dan kalian mendapati telinga yang mendengar dan hati yang penuh perhatian dari mereka. Karena tabiat manusia adalah lari dari kekasaran dan kekerasan. (Tamam Al Kalam fi Bid’ah Al Mushafahah Ba’da As Salam halaman 23)Marilah kita biasakan diri mengucapkan salam kepada saudara-saudara muslim kita, kepada keluarga kita, teman-teman kita, niscaya akan tumbuh rasa cinta dan kasih sayang diantara masing-masing.

Ketika di rumah mari kita ucapkan salam kepada suami/istri, anak-anak, orang tua, pembantu dan seluruh anggota keluarga kita lainnya.


Ketika masuk kantor kita budayakan berjabat tangan dan mengucapkan salam kepada teman-teman kita, juga atasan kita,  tentu saja hanya kepada yang diperbolehkan oleh agama saja, yang bukan mahram jangan berjabat tangan, nanti malah berdosa.


Mulailah dari diri kita, niscaya  orang lain akan menirunya, dan kita akan mendapat pahala karena perbuatan baik kita ditiru orang lain,
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa dapat menunjukkan (seseorang) suatu  kebaikan, maka dia akan memperoleh pahala seperti orang yang melakukannya." (Shahih Muslim 3509). 



Semoga Allah melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.

(Dikutip dari: Al Qaulul Mubin fi Akhth’ail Mushallin karya Syaikh Masyhur Hasan Salman)
 sumber : http://arsipmoslem.wordpress.com

MENOLONG SAUDARA MUSLIM



Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menurupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya." ( Riwayat Muslim ).

"Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan." Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (QS. Asy Syuura:23)

"BALASAN MENOLONG SAUDARA MUSLIM

*dibalas di dunia dan akhirat*

Jika kita mencintai saudara kita, tentu kita juga akan ikut merasakan beban dan kesusahan mereka. Kuwajiban kita untuk membantu kesulitan mereka, sebatas kemampuan kita tentunya, dan apabila kita menolong saudara kita dari kesulitannya  di dunia ini, maka pada saat nanti kita dalam kesulitan, maka Allah  akan memberi kita jalan keluarnya, juga Allah akan menolong kita menghadapi kesulitan-kesulitan di akherat kelak.

*diampuni dosa Lampau dan yang akan datang*

Rasulullah bersabda, yang artinya,"Barangsiapa yang berjalan (berusaha) demi kebutuhan sesama muslim, padahal akhirnya dia mampu memenuhi kebutuhan tersebut atau tidak mampu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa masa lampau dan dosa yang akan datang, juga akan diberi dua kebebasan, bebas dari neraka dan bebas dari sifat munafik

*masuk surga tanpa hisab*

Hadits Riwayat Anas Ra,"Bahwa Rasulullah pernah bersabda, yang artinya,"Barangsiapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudara muslim, maka Allah mencatat setiap langkahnya ditulis 70 kebaikan dan dihapus 70 kejahatan. Jika kebutuhan itu terpenuhi, maka ia lepas dari dosa-dosa laksana baru lahir dari ibunya. Bila ia mati pada saat itu, maka dia masuk surga tanpa hisab."

- Imam Ghazali dalam *Mukasyafatul Qulub* (Rahasia ketajaman mata hati) menyatakan bahwa, Rasulullah bersabda, yang artinya ,” beruntung sekali orang yang masih mampu melaksanakan kebajikan buat orang lain, dan amat celaka orang yang masih suka melakukan kejahatan disekitar mereka.”
- Salah satu contoh membantu sesama adalah memberi sedekah. Di dalam hadist HR.Ibnu Majah, Nabi SAW pernah menyampaikan bahwa di dalam perjalanan Isra', beliau melihat di pintu surga tertulis bahwa infaq shodaqoh diganjar 10 kali lipat sedangkan memberi utang diganjar 17 kali lipat. Nabi pun pernah bertanya kepada malaikat jibril perihal tersebut, dan jibril menjawab bahwa orang yang diberi infaq belum tentu mereka membutuhkan sedangkan orang yang berhutang pasti memerlukan bantuan.

- Allah menilai upaya seoRang muslim untuk mencarikan solusi bagi kesulitan yang dihadapi saudaranya sesama Muslim, menghilangkan kesulitannya dan membukakan pintu harapan kepadanya sebagai suatu amalan yang paling utama, paling tinggi dan paling banyak pahalanya.

- sabda beliau SAW., “*Tolonglah saudaramu, baik ia sebagai penzhalim atau pun terzhalim*.” Lalu ada seseorang yang menyeletuk, “*Wahai Rasulullah, benar, aku akan menolongnyabila ia sebagai terzhalim, akan tetapi bagaimana pendapatmu jika ia sebagai penzhalim, apakah harus aku tolong juga.?*” Beliau menjawab, “Ya, dengan cara menghalanginya dari melakukan kezhaliman sebab itulah bentuk menolongnya.” (HR.Bukhari dan at-Turmudzi)

- kapan saja seorang Muslim berusaha untuk memenuhi hajat saudaranya sesama Muslim baik dengan cara membantunya, melunaskan hutangnya, memberikan nafkah kepadanya, membela kehormatannya, bersedekah, memberi hadiah, memberinya makan atau pun memberinya nasehat. Maka, Allah pasti akan menunjukinya ke jalan yang lurus, menolongnya, menghilangkan kesulitan dan deritanya serta menjadi Penolongnya di dunia dengan memudahkan kehidupannya dan memberinya taufiq untuk melakukan amalan-amalan shalih. Demikian pula Dia akan menyelamatkannya di akhirat kelak dari keangkerannya, kesulitan-kesulitan dan derita-deritanya serta menaunginya dengan naungan-Nya di hari di mana tiada naungan selain naungan-Nya.

- Seorang Muslim harus bersungguh-sungguh di dalam mengetahui pintu-pintu kebaikan sehingga orang lain bersaing untuk memasukinya dan ikut-serta di dalamnya, khususnya amalan-amalan yang manfa’atnya merembes kepada orang lain, sebab hal itu akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda.
Sebagai seorang mukmin atau muslim kita mempunyai saudara seiman atau seagama, yang tentunya akan mempunyai kewajiban untuk saling membantu, saling menolong, saling menopang, bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan.

Ajaran Islam memang memberi perhatian yang tinggi kepada penganutnya untuk peka kepada keadaan sekitar. Rasulullah saw menganjurkan kepada pecintanya agar senantiasa memperhatikan keadaan saudara di sekitarnya.

Muslim sejati tidak akan menunggu saudaranya datang menghinakan diri di hadapannya untuk meminta keperluan kepadanya. Sebaliknya, la secara pribadi yang tanggap akan keadaan sekitar. Ia memberikan tanpa diminta. Dan Jika diminta, la kan memberi tanpa meruntuhkan harga diri.

Termasuk berbuat baik kepada sesama muslim adalah ketika melihat saudara muslim kita berada -dalam kerusakan maka kewajiban kita untuk memperbaikinya, ketika mereka menjauh maka dekatllah dan ketika melihat dua orang saling bermusuhan maka damaikanlah.

Dalam menolong sesama saudara. Islam tak hanya menekankan faktor pemberiannya saja tapijuga keikhlasan. Ikhlas merupakan suatu sikap yang sangat mulia. Bagi kita manusia ikhlas sangatlah sulit dilakukan, kita hanya dapat berusaha untuk ikhlas. Ikhlas adalah perasaan tulus hati dalam membantu dan menolong orang lain tanpa mengharapkan balasan dalam bentuk apapun. Ikhlas yang sesungguhnya Jika kita membantu orang lain kita tidak mengingat-nglngat akan bantuan kita, dalam aRti di masa depan kita tidak mengingat bantuan kita kepadanya dan tidak mengungkit sedikitpun mengenal bantuan kita Itu kepada siapa pun.

Persahabatan yang paling agung adalah persahabatan yang dijalin di jalan Allah dan karena Allah, bukan untuk mendapatkan manfaat dunia, materi, jabatan atau sejenisnya. Persahabatan yang dijalin untuk saling mendapatkan keuntungan duniawi sifatnya sangat sementaRa. Bila keuntungan tersebut telah sirna, maka persahabatan pun putus. Berbeda dengan persahabatan yang dijalin karena Allah, tidak ada tujuan apa pun dalam persahabatan mereka, selain untuk mendapatkan Ridha Allah. Orang yang semacam inilah yang kelak pada Hari Kiamat akan mendapat janji Allah.

Paling tidak, saat bertemu dengan teman hendaknya kita selalu dalam keadaan wajah berseri-seri dan menyungging senyum. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,"Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-seri." (HR. Muslim dan TiRmidzi).

- Termasuk bumbu pergaulan dan persaudaraan adalah berbaik sangka kepada sesama teman, yaitu selalu beRfikiR pOsitif dan memaknai setiap sikap dan ucapan orang lain dengan persepsi dan gambaran yang baik, tidak ditafsirkan negatif.

- Teman dan saudara sejati adalah teman yang bisa menjaga rahasia temannya. Orang yang membeberkan rahasia temannya adalah seorang pengkhianat terhadap amanat. Berkhianat terhadap amanat adalah termasuk salah satu sifat orang munafik.

- Persahabatan yang dijalin karena kepentingan duniawi tidak mungkin bisa langgeng. Bila manfaat duniawi sudah tidak diperoleh biasanya mereka dengan sendirinya berpisah bahkan mungkin saling bermusuhan. Berbeda dengan persahabatan yang dijalin karena Allah, mereka akan menjadi saudara yang saling mengasihi dan saling membantu, dan persaudarRaan itu tetap akan berlanjut hingga di negeri Akhirat. Allah berfirman, artinya,"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-ZukhRuf: 67)

- Kalimat “barang siapa yang menutup aib seorang muslim” ,
maksudnya menutupi kesalahan orang-orang yang baik, bukan orang-orang yang sudah dikenal suka berbuat kerusakan.
- Kalimat “Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya”. Kalimat umum ini maksudnya ialah bahwa seseorang apabila punya keinginan kuat untuk menolong saudaranya, maka sepatutnya harus dikerjakan, baik dalam bentuk kata-kataataupun pembelaan atas kebenaran, didasari rasa iman kepada Allah ketika melaksanakannya.

Kamis, 18 November 2010

MEMPERCANTIK BLOG, UNTUK PEMULA

Dari hasil pencarian-pencarian saya, ingin saya bagikan info alamat-alamat link ini untuk anda  yang mungkin membutuhkannya.

Caranya masuk ke alamat dgn tekan klik, setel sesuai selera/ dapatkan codenya dan dicopy, 

1. Masuk blogger anda Log-In dulu dengan ID masing-masing
2. Lalu masuk ke “Rancangan/Tata Letak” Trus “Elemen Laman
3. Kemudian “Tambah Gadget” dan pilih “HTML/JavaScrip
4. paste copyan tadi, dan di save :

  



Semoga bermanfaat.

TANDA-TANDA ORANG YANG MENYOMBONGKAN PERILAKUNYA DI HADAPAN ALLAH

"Sebagian dari tanda-tanda orang yang senantiasa membanggakan amal perbuatannya, berarti kurang mempunyai pengharapan terhadap rahmat Allah, tatkala terjadi kekhilafan pada dirinya"


Manusia mempunyai sifat khilaf dan lupa. Sepandai apapun manusia, sekali waktu ia pasti berbuat khilaf atau lupa. Karena itu, sebagai makhluk yang lemah kita harus senantiasa memohon rahmat dan ampunan-Nya atas segala kekhilafan dan kesalahan kita, baik yang sengaja maupun yang tidak.


Apabila ada orang yang berbuat kekhilafan kemudian tidak mau memohon ampunan dari Allah, bahkan dia lalu menyombongkan diri atas amal perbuatannya, maka orang seperti ini disebut kurang  mempunyai pengharapan terhadap rahmat Allah, padahal dalam Al Qur'an disebutkan bahwa sesungguhnya tiada berputus asa dari mengharap rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.


Adapun tanda-tanda orang yang celaka, sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Ibnul Qoyim Al-Jauzi adalah sebagai berikut :

  • semakin bertambah ilmunya, semakin bertambah pula kesombongannya
  • setiap bertambah amalnya, semakin bertambah kebanggaannya dan memandang rendah orang lain, dan bertambah prasangka baiknya terhadap diri sendiri
  • semakin bertambah usianya, semakin bertambah rakus dan serakahnya kepada dunia
  • semakin menumpuk harta kekayaannya, semakin bertambah bakhil dan kikirnya
  • semakin meningkat derajat dan pangkatnya, semakin meninggkat pula kesombongan dan keangkuhannya. 



لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذََرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Tidak masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan  (HR.Muslim).
( dikutip dari bukunya : Syaikh Ibnu 'Atho'illah As Sukandari )

Kamis, 11 November 2010

Usaha Untuk Mendapat Keturunan atau Anak




Saya ingin berbagi pengalaman dengan pembaca sekalian…, khususnya yang oleh Allah belum dikaruniai keturunan.



Setiap orang yang menikah pastilah menginginkan hadirnya si buah hati sebagai pelengkap kebahagiaan dalam rumah tangganya, tapi adakalanya sibuah hati tidak juga kunjung hadir.

Allah ciptakan manusia dengan keadaan yang bermacam macam, disitulah kesempurnaan Allah sebagai Maha Pencipta, pasti ada hikmah dibalik kekurangan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, Dia memberikaan karunia-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Demikian juga dalam masalah keturunan atau anak, ada yang langsung diberi, ada yang diberi setelah beberapa tahun menunggu, ada juga yang tidak diberi karena faktor kesuburan atau karena penyakit yang menyebabkan seseorang tidak bisa mendapat keturunan.

Jika anda memang ditakdirkan untuk tidak bisa memiliki keturunan, maka sikap kita adalah bersabar dan ridho atas ketentuan Allah tersebut, ada peluang amal sholeh yang terbentang dihadapan anda, lihatlah banyak anak anak yang tidak beruntung, anak-anak yatim piatu yang haus belaian  kasih sayang dari orang-orang seperti anda.

Didalam Allah tidak memberi kepada hamba-Nya, sebenarnya disitu juga adalah wujud kasih sayang Allah kepada kita sebagai hamba-Nya, Allah berkehendak membuka pintu-pintu kebaikan dan ladang-ladang amal seluas luasnya bagi kita.

Rasulullah bersabda:
”Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini.” (HR. Bukhari). Penjelasan: (Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya).


Bagi anda yang memang masih ada kemungkinan mendapat anak, cobalah beberapa tips ini

PERTAMA

Apakah anda termasuk wanita yang gemuk atau terlalu gemuk ?

Saya punya pengalaman pribadi,
Setelah istri saya melahirkan anak pertama, dia memutuskan memakai alat kontrasepsi KB suntik, efek dari KB ini tubuhnya menjadi subur/ gemuk.

Setelah anak kami besar dan ingin anak yang kedua, kami putuskan tidak pakai alat KB apapun, sampai beberapa tahun lamanya istri saya tidak kunjung hamil juga, hingga suatu ketika saya buka buka internet dan mendapat keterangan bahwa tumpukan lemak disaluran peranakan pada wanita yang bertubuh gemuk bisa mengganggu jalannya sperma yang akan menuju ke sel telur yang akan dibuahi.
(Saya sampai saat ini tidak bisa mamastikan apakah pendapat ini benar atau tidak).

Mendapat keterangan tersebut, istri saya kemudian mencoba melakukan diet untuk menguruskan badannya, Alhamdulillah setelah itu istri saya oleh dokter dinyatakan positif hamil, akan tetapi Allah berkehendak lain, dia terjatuh dan mengalami keguguran, walau begitu mungkin tips ini bisa dicoba oleh pembaca sekalian.

KEDUA

PERBANYAK MEMBACA ISTIGHFAR

Saya mendapat nasihat dari beberapa ustadz di kajian yang saya ikuti, juga dari membaca majalah-majalah agama,

Bagi yang sulit mendapat keturunan dianjurkan perbanyak membaca ISTIGHFAR

Contohnya "Astaghfirullooh hal adhim" atau bacaan istighfar yang lainnya dengan tulus dan ikhlas mohon ampun kepada Allah, atas semua dosa dosa kita yang sengaja maupun yang kita tidak sengaja, dibaca sebanyak banyaknya.

Allah berfirman :

maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, . niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. ( QS. Nuh 10-12 )

Dalam sebuah hadist:

“Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).


KETIGA

Dalam berhubungan suami istri, kedua pihak  harus melakukannya dengan ikhlas, tidak ada yang terpaksa, sama-sama suka dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Sebelum berhubungan bacalah doa ini, agar syetan tidak ikut campur dalam hubungan anda :

Bismillaah,
Alloohumma jannib-nasy syaithoon. wa jannibisy syaithoona maa rozaqtana

Dengan nama Allah,
Ya..Allah, jauhkanlah kami dari syaithon dan jauhkanlah syaithon atas rizki yang Engkau berikan kepada kami

(menurut Nabi, jika ketika berhubungan membaca do’a ini kemudian lahir anak, maka anak itu tidak akan didekati syaithon selamanya. )


KEEMPAT

Jika anda perokok maka berhentilah.
Menurut penelitian, racun rokok dapat merusak kualitas sperma anda.

KELIMA

PERBANYAK MEMBACA DO’A DIBAWAH INI

Do’a Pertama







ROBBI HAB-LII MINASH SHOOLIHIIN

Ya Tuhanku anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang sholih. (QS. Shaffat : 100)


Do’a Kedua





ROBBI HAB-LII MILLADUNKA DZURRIYYATAN THOYYIBAH, INNAKA SAMII'UD DU'AAA'

...... "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." ( Ali Imran : 38 )


Do'a ketiga





“ROBBANAA HAB LANAA MIN AZWAAJINAA WA DZURRIYAATINAA QURROTA A’YUN, WAJ’ALNAA LILMUTTAQIINA IMAAMAA.”

-Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Furqon:74)



Do'a keempat









“ROBBI AWZI’NIII AN ASYKURO NI’MATAKALLATIII AN ‘AMTA ‘ALAYYA. WA ‘ALAA WAALIDAYYA WA AN A’MALA SHOOLIHAN TARDHOOHU, WA ASHLIH LII FII DZURRIYATIY”

-Wahai Robbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah keturunanku. (QS. Al Ahqof:15)



Teruslah berusaha dan berdo’a jangan pernah putus asa…

Semoga Allah segera memberikan kepada anda keturunan yang sholih yang dapat menjadi penyejuk pandangan mata bagi orang tuanya. aamin.

Rabu, 10 November 2010

taubat dan istighfar


TAUBAT DAN ISTIGHFAR


Wahai saudaraku, hendaknya kita segera bertaubat kepada Allah. Bertaubat dari segala dosa yang kecil dan yang besar, yang lahir (tampak) maupun yang bathin (tersembunyi), sebab taubat adalah langkah pertama seorang hamba dalam melintasi jalan Allah. Taubat adalah azas segala maqom (kedudukan dihadapan Allah). Allah mencintai hambaNya yang selalu bertaubat, seperti dalam firmanNya
“sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. 2:222)
“Dia menerima taubat hamba-hambaNya dan mengampuni kesalahan-kesalahan (mereka) (QS. 42:25)


Dalam hadist disebutkan :
“Orang yang bertaubat adalah seperti orang yang tidak ada dosanya”
Ketahuilah bahwa taubat tidak sah kecuali dengan meninggalkan dosa, menyesal atas perbuatannya, serta ber’azam (bertekad) untuk tidak mengulanginya lagi sepanjang hidupnya.
Orang yang benar-benar bertaubat dapat dikenali dengan berbagai tanda, antara lain : kepekaan hati, banyak menangis, mantap dalam keta’atan, menjauhi teman-teman busuk, serta tempat tempat terlarang.


Jangan sekali-kali berlama-lama dalam perbuatan dosa, yakni tidak bertaubat segera setelah melakukannya. Adalah kewajiban tiap mukmin untuk berusaha menghindarkan diri dari segala perbuatan dosa, yang kecil apalagi yang besar, sebagaimana ia menghindari diri dari api yang membakar.


Janganlah ia memilih perbuatan dosa, menuju kepadanya, membicarakannya sebelum terjadi ataupun merasa bangga (gembira) setelah terjadinya. Bahkan yang wajib dilakukannya adalah merahasiakannya, merasa benci kepadanya serta bertobat darinya.
Dan hendaknya anda sering-sering memperbaharui taubat, sebab dosa-dosa itu amat banyak jenisnya, sehingga amat sulit sama sekali seseorang untuk secara lahir bathin terhindar darinya betapapun baik keadaannya, lurus jalannya serta terus menerus keta’aatannya.
Cukup kiranya bagi kita bahwa Rasulullah SAW, yang ishmah (penjagaan Allah terhadap) beliau serta kesempurnaannya yang mutlak namun beliau bertaubat dan beristighfar lebih dari tujuh puluh kali setiap harinya.
Hendaknya kita memperbanyak istighfar pada saat malam maupun siang hari, terutama diakhir malam menjelang fajar.

“Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).


Renungkanlah hadist qudsi berikut ini :


Telah diwahyukan Allah kepada Daud AS “ hai daud, sampaikan berita gembira kepada pelaku dosa dan berita ancaman kepada para shiddiqin dan “, Daud bertanya “ wahai Tuhanku, bagaimana aku mengancam para shiddiqin dan menggembirakan para pelaku dosa?” Allah berfirman,” Gembirakan para pelaku dosa bahwa tidak satupun dosa terlau besar bagiku untuk kuampuni, dan peringatkan para shiddiqin agar mereka tidak ujub (congkak) karena amalan-amalan mereka, sebab tidak seorangpun akan selamat menghadapi keadilan dan perhitunganku, Hai Daud, telah kutetapkan rahmat atas diriku dan maghfirah untuk siapa memintanya dariku. Aku mengampuni segala dosa, yang kecil maupun yang besar, tak satupun dosa terlalu besar untuk-Ku, maka janganlah kamu membinasakan dirimu dan jangan putus asa dari rahmatKu. RahmatKu meliputi segala sesuatu, rahmatku mendahului murkaKu, khazanah-khazanah lelangit dan bumi berada dalam genggamanKu, semua kebaikan berada di tanganKu tak sesuatupun Kucipta disebabkan kebutuhanKu padanya, tetapi semata-mata agar diketahui kudrat (kemampuan) Ku dan agar orang-orang yang menggunakan fikirnya dapat mengetahui tadbir (pengelolaan) dan ciptaanKu., Hai Daud, dengarlah dariKu sebab hanya kebenaran yang Ku ucapkan, barang siapa diantara hamba-hambaKu menemuiku, sedangkan ia mencemaskan azabku, niscaya Aku takkan mengazabnya. Dengarkan lagi dariKu dan hanya kebenaranlah yang Ku ucapkan, barang siapa diantara hamba-hambaKu menemuiku, sedang ia merasa malu disebabkan dosa-dosanya, niscaya akan Kurahasiakan itu semua dari (penglihatan) malaikat pencatat dan akupun takkan menanyakannya kepadanya. Hai Daud, dengarlah dariKu dan hanya kebenaranlah yang Kuucapkan, seandainya seseorang dari hamba-hambaKu melakukan dosa sebanyak isi dunia seluruhnya seraya ia terus menerus melakukannya, kemudian ia menyesal dan beristighfar kepadaKu satu kali saja, sedemikian sehingga Aku mengetahui dari lubuk hatinya bahwa ia tidak ingin kembali kepada dosa-dosanya itu untuk selama-lamanya, niscaya akan Kucampakkan seluruh dosanya lebih cepat dari menukiknya seekor burung dari angkasa ke bumi,” Daud berkata, “Ya Tuhanku, segala puji bagiMu atas semua itu. Tidak patut bagi yang mengenal-Mu berputus asa dari ampunan-Mu”
Saudaraku, sungguh betapa Maha Dermawan dan penyayangnya Allah kepada kita. Janganlah kita menjadi orang yang berputus dari rahmat Allah.
“Ya Allah bimbinglah kami agar dapat bertaubat kepada-Mu dan wafatkan kami bersama golongan hamba-hamba-Mu yang banyak berbuat bakti”


CONTOH BACAAN ISTIGHFAR
1.
 

ASTAGHFIRULLAAHAL’AZHIIM ALLADZII LAA ILAAHAILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM WA ATUUBU ILAIH

Maksudnya:

aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, yang selalu hidup dan senantiasa mengurus makhlukNya. Aku bertaubat kepadaNya 

“Barangsiapa ketika menuju tempat  tidurnya mengucapkan ; ASTAGHFIRULLAAHAL’AZHIIM ALLADZII LAA ILAAHAILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM WA ATUUBU ILAIH ( aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, yang selalu hidup dan senantiasa mengurus makhlukNya. Aku bertaubat kepadaNya) sebanyak tiga kali maka Allah mengampuni dosa-dosanya walaupun seperti  buih lautan, walaupun sebanyak daun pohon, walaupun sebanyak kerikil, walaupun sebanyak hari-hari di dunia.” ( Sunan Tirmidzi : 3319 )


2. SAYYIDUL ISTIGHFAR

ALLAHUMMA ANTA ROBBII,LAA ILAAHA ILLAA ANTA,KHOLAQTANII WA ANA 'ABDUKA WA ANA 'ALAA 'AHDIKA WA WA'DIKA MAA ISTATHO'TU,A'UUDZUBIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA WA ABUU U BIDZANBI,FAGHFIR LII FA INNAHU LAA YAGHFIRU DZUNUUBA ILLAA ANTA.

" Ya Allah,Engkau Rabbku. Tiada Tuhan selain Engkau,Engkau yang menciptakanku,aku hambaMU dan aku selalu berada dalam genggamanMU dan ketetapanMU,tiada kesanggupanku. Aku berlindung kepadMU dari kejahatan yang aku perbuat. Aku mengaku padaMU,nikmatMU atasku,dan aku mengakui padaMU atas dosaku,maka ampunilah aku. sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa2 kecuali Engkau."

Barangsiapa membaca pada malam hari dan ia meninggal dunia sebelum pagi,maka ia akan masuk surga.(Bukhori)


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India